Pasar Saham Asia Dibuka Sedikit Goyah
- CNBC
VIVA.co.id – Pasar saham di kawasan Asia, dibuka sedikit goyah pada pembukaan perdagangan Rabu pagi. Hal itu dipicu hasil akhir yang dianggap biasa saja di Bursa Wall Street, Amerika Serikat, meski harga minyak mentah dunia mencapai level US$50 per barel setelah 11 bulan.
Dilansir dari CNBC, Rabu 8 Juni 2016, indeks saham Nikkei 225 diperdagangkan datar. Hal yang sama juga terjadi pada indeks Kospi, yang diperdagangkan stagnan.
Sedangkan dari Australia, indeks saham ASX 200 turun 0,39 persen, dengan penurunan 0,67 persen di indeks sub-keuangan, yang menyumbang hampir setengah dari indeks sektor yang lebih luas.
Saham sejumlah perbankan besar jatuh, dengan saham ANZ turun 1,37 persen, Commonwealth Bank of Australia turun 1,05 persen, Westpac bergerak lebih rendah sebesar 0,95 persen, dan NAB turun 0,71 persen.
Harga minyak menguat semalam, karena ekspektasi penarikan pengadaan di AS dan kurangnya pasokan global, demikian dilaporkan Reuters dari American Petroleum Institute.
Di perdagangan Asia, minyak mentah berjangka AS naik 0,1 persen menjadi US$50,41, setelah ditutup naik 1,4 persen pada Selasa.
Harga minyak patokan dunia, Brent berada di level US$51,47, setelah terjadi peningkatan tadi malam 1,8 persen. Saham Santos naik 1,19 persen, saham Oil Search bergerak lebih tinggi 1,17 persen, dan Japan Petroleum naik 0,38 persen.
Di pasar mata uang, dolar AS diperdagangkan pada posisi 93,81 terhadap sejumlah mata uang global, atau melemah dari level atas 95 pada hari Jumat, dipicu data pekerjaan AS yang mengecewakan dan kemungkinan rencana kenaikan suku bunga AS. "Sekarang pidato Yellen menjadi pegangan kami," kata Kathy Lien, direktur strategi valuta asing BK Asset Management.
Indeks AS utama ditutup bervariasi dengan Dow Jones Industrial Average naik 17,95 poin, 0,1 persen menjadi 17.938,28. S & P 500 bertambah 2,72 poin, atau 0,13 persen ke level 2.112,13, dan indeks komposit Nasdaq lebih rendah sebesar 6,96 poin, atau 0,14 persen menjadi 4.961,75. (asp)