Sembilan CEO Wanita Paling Berpengaruh di Amerika
VIVA.co.id – Wanita saat ini masih sulit berkompetisi dengan laki-laki, untuk menduduki posisi tertinggi dalam perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat.
Berdasarkan daftar Fortune 500, hanya ada 21 wanita yang berhasil menduduki posisi direktur utama, atau chief executive officer (CEO) pada 2016.
Dilansir Business Insider, Selasa 7 Juni 2016, Fortune 500 menunjukkan bahwa persentase perempuan yang memegang posisi CEO hanya sekitar 4,2 persen di 500 perusahaan-perusahaan besar AS. Mary T. Barra, CEO General Motors, adalah satu-satunya perempuan yang memimpin perusahaan top 10 AS.
Jumlah pemimpin perempuan pun menurun pada tahun ini, jika dibanding dengan 2014, yang tercatat ada 24 CEO perempuan. Ada beberapa alasan jumlahnya turun, di antaranya karena sudah pensiun, atau perusahaannya terpecah, sehingga perusahaan tersebut tergolong terlalu kecil untuk masuk dalam daftar Fortune.
Berikut, daftar sembilan CEO perempuan paling berpengaruh:
1. Mary T. Barra, CEO General Motors
Tarra telah bekerja di perusahaan General Motors, perusahaan terbesar nomor delapan di AS, selama 36 tahun. Karirnya terus menanjak, sejak menduduki posisi VP Global Manufacturing Engineering, VP Global Human Resources, Executive VP Global Product Development, Global Puchasing and Supply Chain, dan akhirnya menduduki posisi CEO pada Januari 2014.
2. Virginia M. Rometty, CEO IBM
Virginia memulai karirnya di General Motors, lalu pindah ke IBM. Wanita lulusan Universitas Northwestern ini telah menduduki posisi CEO IBM sejak 2011.
3. Indra K. Nooyi, CEO PepsiCo
Indra memulai karirnya di bidang konsultan, kemudian bergabung dengan PepsiCo pada 1994, dan ditunjuk sebagai direktur keuangan dan operasional tujuh tahun kemudian, hingga akhirnya menduduki posisi CEO.
Berikutnya, Marillyn A. Hewson...
4. Marillyn A. Hewson, CEO Lockheed Martin
Hewson telah bekerja di perusahaan kedirgantaraan Lockheed Martin selama lebih dari 30 tahun. Dia telah menduduki berbagai posisi, sebelum akhirnya ditunjuk sebagai CEO pada 2013.
5. Safra A. Catz, CEO Oracle
Safra, menjadi co-CEO Oracle, setelah pendiri dan CEO Oracle, Larry Ellison, mengundurkan diri dari posisinya di 2014.
6. Phobe N. Novakovic, CEO General Dynamics
Novakovic memiliki karir panjang di pemerintahan AS, termasuk di Badan Intelijen AS dan Departemen Pertahanan. Dia bergabung General Dynamics, perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan di 2001, dan menjadi CEO pada 2013.
7. Irene B. Rosenfeld, CEO Mondelez International
Rosenfield sudah terlibat dalam industri makanan dan minuman selama 30 tahun. Dia pernah menjadi CEO Frito-Lay, dan CEO Kraft Foods, terakhir CEO Mondelez.
8. Lynn J. Good, CEO Duke Energy
Lynn memulai karirnya di industri keuangan, dan bergabung dengan Cinergy. Dia berhasil menduduki posisi CEO Duke Energy, setelah Duke Energy mengakuisisi Cinergy.
9. Ursula M. Burns, CEO Xerox
Ursula adalah CEO perempuan Amerika keturunan Afrika pertama yang menduduki penting di perusahaan yang masuk daftar Fortune 500. Dia memulai karir di Xerox, sejak menjadi karyawan magang dan karirnya terus menanjak naik hingga menduduki posisi CEO di 2009.
(asp)