Ketika Ketua DPR Memborong Jengkol di Pasar Tradisional

Ketua DPR RI Ade Komarudin
Sumber :

VIVA.co.id – Ketua DPR RI Ade Komarudin siang ini mendatangi Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi. Sambil mengecek harga bahan-bahan kebutuhan, pria yang karib disapa Akom itu berkesempatan membeli jengkol.

Sepakat Revisi UU MD3, Dua Fraksi Ini Beri Catatan

Akom datang ditemani oleh Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto dan Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin. Akom dan Agus meski berbecek-becekan tetap blusukan ke sudut-sudut pasar.

Begitu tiba di pasar, Akom langsung menghampiri penjual jengkol. Setelah sedikit mengobrol dengan pedagangnya, ia lalu memborong jengkol yang masih belum dikupas.

Mungkinkah RUU Perlindungan Data Pribadi Selesai dalam 4 Bulan?

"Ini enak untuk dilalap. Katanya Rp10 ribu/kg," ujar Akom, Senin 6 Juni 2016.

Politisi Golkar itu langsung membeli jengkol yang masih muda tersebut sebanyak 10 kg.

RUU Permusikan, Belenggu Kebebasan Musisi?

Setelah itu, Akom juga menghampiri pada buruh kupas jengkol. Ia pun mendapat penjelasan bahwa jengkol yang sudah dikupas namun belum disortir bisa dihargai Rp35-45 ribu. Jengkol asalan itu masih disortir lagi.

"Kalau yang tua, yang bagus bisa Rp50 ribu," jelas pedagang jengkol, Poyan yang mengambil barang dagangannya dari Padang.

Para pimpinan DPR tersebut sempat berhenti ke sejumlah lapak pedagang. Akom lalu kembali berbelanja membeli cabai rawit merah yang saat ini mengalami penurunan harga.

"Sebelum puasa Rp25 ribu/kg. Sekarang puasa turun, jadi Rp17 ribu/kg," ujar pedagang cabai rawit kepada Akom dan Agus.

Jika cabai merah turun, harga cabai rawit ternyata melonjak cukup tajam. Dari yang biasanya satu kilo Rp8 ribu, hari ini naik menjadi Rp14 ribu. Menurut pedagang, harga cabai rawit naik karena kurangnya pasokan dari daerah.

Lapak yang menjadi perhentian Akom dan Agus selanjutnya adalah pedagang bawang merah. Harganya mengalami penurunan karena pasokan yang melimpah. Dari obrolan Akom dengan distributor, harga bawang merah diprediksi akan semakin turun hingga Hari Raya Idul Fitri nanti.

"Persedian banyak, harga bisa normal sampai menjelang lebaran. Jadi kalau harga bawang merah tinggi, berarti ada apa-apa, berarti ada mafia karena beliau ini distributor," kata Akom.

Dengan kondisi seperti itu, ia pun menegaskan tidak boleh ada impor bawang merah. Sebab karena pasokan banyak, harga bawang merah tidak terpengaruh saat memasuki bulan Ramadan. Penjual menyebut harga bawang merah bisa mencapai harga terendah yaitu Rp15 ribu/kg.

"Prediksi penjual harga makin turun karena mulai panen. Kemarin memang suplay kurang, jadi harga melambung tinggi. Mudah-mudahan sampai lebaran stok cukup jadi harga normal," kata Agus.

Akom lalu meminta distributor bawang merah, Pak Naryo, untuk menjelaskan kondisi pasar. Sebab belakangan ada isu-isu Indonesia kekurangan pasokan sehingga harga melambung tinggi dan perlu melakukan impor.

"Untuk bulan ini bawang tidak akan naik, karena di daerah Jatim sudah panen. Brebes juga panen. Nggak usah bawang impor, itu pemberitaan kalau bawang sampai Rp48 ribu, nggak bener. Kemarin paling tinggi cuma Rp30 ribu. turun kemarin sampai Rp20 ribu. Hari ini naik Rp23 ribu tapi bisa turun lagi," ujar Naryo.

Setelah membeli bawang sebanyak 10 kg, Akom kembali berkeliling. Ia juga memborong buah melon dan berinteraksi dengan sejumlah pedagang buah.  (webtorial)

Ketua Komisi VIII, Yandri Susanto.

Yandri Susanto dari Fraksi PAN Jadi Ketua Komisi VIII

Pada kesempatan sama Rachmat Gobel jug melantik pimpinan komisi V.

img_title
VIVA.co.id
30 Oktober 2019