05-06-1975: Barter Perdamaian, Terusan Suez Kembali Dibuka
- www.history.com
VIVA.co.id – Hari ini 41 tahun silam, Terusan Suez dibuka kembali untuk pelayaran komersial oleh Presiden Mesir, Anwar el-Sadat sebagai syarat perdamaian dengan Israel. Suez ditutup akibat konflik terbuka Mesir dengan Israel dalam perang sebanyak dua kali.
Melansir situs BBC, Terusan Suez tak bisa lepas dari Prancis, Inggris, dan Israel. Sebab, ketiga negara ini menjadi saksi bisu pergolakan politik di Timur Tengah.
Dibangun atas prakarsa insinyur Prancis bernama Ferdinand Vicomte de Lesseps. Suez sangat strategis karena menghubungkan transportasi laut dari Mediterania ke Samudera Hindia melalui Laut Merah.
Langkah ini menjadi pilihan tepat ketimbang harus berlayar jarak lebih jauh menuju sekitar Tanjung Harapan di Afrika.
Sementara itu, kaitannya dengan Inggris, pada 1875, negeri Ratu Elizabeth II itu menjadi pemegang saham terbesar di Perusahaan Terusan Suez. Tujuh tahun berikutnya, Inggris menyerang dan menjajah Mesir.
Pada 1936 atau 54 tahun kemudian, terjadi Perjanjian Anglo-Mesir yang membuat negeri Firaun ini hampir merdeka. Namun, Inggris enggan melepas Suez dan mengklaim tetap memiliki hak untuk melindunginya.
Ketika Perang Dunia II pecah, sempat akan direbut pasukan Italia dan Nazi Jerman. Posisi Suez yang sangat strategis lah yang menjadikannya objek rebutan.
Nasionalisasi berujung perang
Saat Mesir dipimpin Presiden Gamal Abdul Nasir pada 26 Juli 1956, Terusan Suez dinasionalisasi. Hal ini memantik krisis karena Prancis menolak.
Pada 29 Oktober 1956, meletus konflik melalui serangan gabungan pasukan Prancis, Inggris, dan Israel ke Mesir. Akan tetapi, berkat campur tangan PBB, Amerika Serikat dan Uni Soviet, konfrontasi ini berakhir cepat.
Terakhir, Israel. Pascakonflik akibat nasionalisasi Suez, negeri Yahudi itu baru menyingkir dari Mesir pada Maret 1957. Otomatis, Mesir mengambil alih Terusan Suez dan dibuka kembali untuk pelayaran komersial.
Pada 9 Juni 1967, terjadi Perang Enam Hari antara negara Arab, termasuk Mesir, dengan Israel akibat pendudukan Yahudi di tanah Palestina dan Semenanjung Sinai. Jalur dari dan menuju Suez akhirnya ditutup.
Bukannya meredakan ketegangan, namun justru eskalasinya makin meningkat. Tepat pada 6 Oktober 1973, Perang Yom Kippur meletup. Suez dikuasai oleh pasukan Mesir. Tetapi, hanya bertahan 10 hari, sebab Israel berhasil memukul mundur Mesir dalam serangan balasan.
Meski Mesir kalah secara militer, tetap menang secara diplomatik, sehingga seluruh Terusan Suez dan Semenanjung Sinai kembali di bawah kendali Mesir. Hingga akhirnya dibuka kembali dua tahun kemudian.