Maksud Jokowi Minta Harga Daging Rp80 Ribu Per Kilo
- VIVA.co.id/Raudhatul Zannah
VIVA.co.id – Harga komoditas, khususnya pangan jelang bulan Ramadan, terus merangkak naik. Harga jual pasar sembako yang tinggi jelang Ramadan yang terjadi tiap tahun disebutkan mengikuti tiga alur yaitu persaingan, penawaran, dan permintaan.
Sementara itu, kebijakan Presiden Joko Widodo yang menginginkan harga daging Rp80 ribu per kilogram bertujuan agar rakyat Indonesia tidak membeli daging dengan harga mahal.
"Harga Rp80 ribu yang disebutkan Pak Jokowi itu harga yang bisa diterima secara internasional, supaya rakyat kita tidak membeli daging dari tetangga," ujar Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Suharso Monoarfa, dalam diskusi bertema 'Bisakah Negara Mengendalikan Harga?', di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu, 4 Juni 2016.
Terkait kebijakan harga daging tersebut juga menuai tanggapan dari KIBIF, sebuah perusahaan produsen daging sapi berkualitas. Managing Director KIBIF Yustinus Sadmoko, menuturkan harga daging saat ini memang belum bisa dikendalikan.
"Harga daging yang Rp120 ribu per kilogram saja hitungannya sudah mepet, kalaupun dipaksakan dengan harga Rp80 ribu per kilogram kita harus mensubsidi berapa banyak lagi," ujar Yustinus.
Menurutnya, rakyat itu membutuhkan daging dengan harga terjangkau. Untuk itu, kata dia, harus ada persediaan yang cukup dan harga yang sesuai dengan target pasar.
"Bagi saya, agar harga pasar bisa dikendalikan itu satu, yaitu memperhatikan target harganya dan harus menyediakan bahan pangannya (daging) dengan cukup," ujar Yustinus. (ase)