Indonesia Kaya Akan Museum, Tapi Manajemennya Amburadul

Museum Nasional
Sumber :
  • VIVA.co.id/Riska Herliafifah

VIVA.co.id – Pembenahan terhadap museum yang ada di Indonesia harus dilakukan. Pasalnya, saat ini sistem manajemen museum masih amburadul. Demikian diungkapkan Anggota Komisi X DPR RI, Jefri Riwu Kore saat menghadiri Pertemuan Nasional Museum Se-Indonesia di Sanur, Bali.

Ada Museum Holokos di Minahasa, Apa Tujuannya?

Menurut Jefri, ia sengaja hadir ke acara pertemuan tersebut karena ingin mendengarkan langsung persoalan yang mendera museum di Tanah Air. Termasuk kebutuhan regulasi yang hingga saat ini belum ada undang-undang tentang museum.

"Ini menjadi landasan hukumnya yakni UU Museum Indonesia. Bagaimana manajemen pengelolahan museum bisa baik kalau UU Museum tidak ada. Kami meminta para kepala museum, para anggota Asosiasi Museum Indonesia untuk segera memberikan naskah akademiknya sehingga dewan bisa segera mengeksekusinya," katanya lewat keterangan tertulis, Selasa 31 Mei 2016.

MUI Sebut Museum Holocaust di Minahasa Langgar Konstitusi

Jefri mengatakan, Indonesia sejatinya sangat kaya dengan museum. Tapi sayang manajemennya amburadul, di mana masing-masing museum bekerja sendiri-sendiri. Tak heran bila keberadaan museum belum maksimal untuk menjadi tujuan destinasi wisata maupun pendidikan.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Putu Rudana mengatakan, salah satu kendala yang dihadapi museum adalah anggaran revitalisasi museum. Menurutnya, anggaran sebesar Rp61 miliar belum tepat sasaran untuk mengolah 426 museum di Indonesia.

Museum Holocaust Pertama Asia Tenggara Berdiri di Minahasa

"Ini anggaran untuk revitalisasi atau reparasi. Karena banyak museum sekadar dicat temboknya, tetapi atapnya bolong, sehingga saat hujan datang, jebol semua koleksinya," kata Putu.

Kemudian, sambung Putu, selain membutuhkan sebuah regulasi, untuk pengembangan museum juga dibutuhkan sebuah Badan Museum Indonesia.

"Kalau badan, tidak perlu lama-lama. Tinggal Presiden Jokowi bentuk sebuah badan, tanda tangan selesai. Seperti badan ekonomi kreatif, misalnya," katanya.

Menurut Putu, saat ini jumlah pengunjung museum terbilang rendah. Data AMI mencatat tak lebih dari 10 juta orang yang mengunjungi museum. Padahal, bila dibandingkan dengan jumlah museum yang ada di Indonesia, angka pengunjung seharusnya bisa lebih banyak lagi.

Untuk itu ia menekankan betapa pentingnya dilakukan pengembangan terhadap museum yang ada di Indonesia. Apalagi, koleksi yang dimiliki museum di Tanah Air menceritakan peradaban sebuah bangsa.

"Koleksi museum tidak hanya sekadar barang kuno masa lalu, tetapi dia memiliki karakter dan roh dari semua peradaban bangsa. Indonesia sebagai bangsa besar yang kaya akan sejarah dan budaya perlu mengolah museumnya secara baik," kata pemilik Museum Rudana Ubud itu.   (webtorial)

Haikal Hassan dengan pendiri Museum Holocaust di Indonesia, Yaakov Baruch

Haikal Hassan: Holocaust Itu Hoax Terbesar!

Haikal Hassan kritik keras pendirian Museum Holocaust di Minahasa, Sulut. Dia ungkap sejarah Holocaust-Israel.

img_title
VIVA.co.id
9 Februari 2022