Data Inflasi Mei Jadi Angin Sejuk Penguatan Rupiah
- ANTARA/Zabur Karuru
VIVA.co.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu, 1 Juni 2016 diperkirakan, akan melanjutkan tren penguatan yang didorong sentimen positif perkiraan angka inflasi 2016 yang terus menurun.
Menurut Analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, setelah mengalami pelemahan di awal pekan ini, laju rupiah pada transaksi kemarin mampu berbalik menguat ke level Rp13.615 per dolar AS.
"Adanya ekspektasi inflasi yang rendah di bulan Mei 2016 memberikan sentimen positif pada laju rupiah," kata Reza di Jakarta.
Sebagaimana diketahui, siang ini Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK/inflasi) Mei 2016, indeks harga perdagangan besar, perkembangan nilai tukar petani dan harga gabah, serta perkembangan pariwisata dan transportasi April 2016.
Lebih jauh Reza menyebutkan, penguatan rupiah juga dipengaruhi pergerakan dolar AS yang cenderung mendatar, seiring rilis data-data ekonomi AS yang kurang mampu memberikan dukungan pada kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed).
Reza berharap, pelemahan dolar AS bisa membuat rupiah melanjutkan pergerakan positif. Namun, penguatan itu masih harus diuji. Target batas bawah rupiah di level Rp13.625, sedangkan target batas atas di level Rp13.610 per dolar AS.
"Sebelumnya, NH Korindo menyampaikan bahwa sentimen dari The Fed dan pelemahan yen bisa berimbas negatif terhadap rupiah," ujarnya.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia, rata-rata nilai dolar AS pada perdagangan kemarin diperdagangkan Rp13.615, menguat dari hari sebelumnya yang ipatok Rp13.641.