Pendapatan Pertamina Tergerus Anjloknya Harga Minyak
- ANTARA/Fanny Octavianus
VIVA.co.id – PT Pertamina sepanjang tahun lalu membukukan laba bersih senilai US$1,42 miliar di tengah situasi industri minyak dan gas yang terfluktuasi. Capaian ini mengalami penurunan 1,82 persen atau sebesar US$1,45 miliar dibandingkan pembukuan pada tahun 2014.
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Sotjipto mengungkapkan, harga minyak mentah yang turun tajam dari kisaran angka US$106 per barel menjadi sekitar US$42 per barel sangat memengaruhi kinerja seluruh perusahaan migas di dunia.
Perusahaan-perusahaan tersebut akhirnya melakukan berbagai langkah efisiensi, agar tetap eksis. Namun, perseroan justru meningkatkan kinerja operasi dari unit-unit bisnis dan anak perusahaan untuk terus melakukan berbagai efisiensi di segala lni.
“Pertamina terlihat seperti anomali, di mana perusahaan-perusahaan di dera pelambatan usaha hingga double digit. Pertamina hanya mengalami sedikit penurunan,” ujar Dwi dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa sore 31 Mei 2016.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PT Pertamina Arif Budiman mengakui, menurunnya laba bersih perusahaan memang tak lepas dari porsi pendapatan perseroan yang memang tergerus akibat fluktuasi harga minyak dunia.
Sepanjang tahun 2015 lalu, pendapatan Badan Usaha Milik Negara sektor energi ini mengalami penurunan menjadi US$41,76 miliar atau turun 40,34 persen dibandingkan realisasi pendapatan pada tahun 2014 sebesar US$70 miliar.
“Penurunan ini memang tak lepas dari anjloknya harga minyak dunia yang mencapai kisaran 60 persen,” kata Arif.
Sementara untuk laba operasi, PT Pertamina mencatatkan laba sebesar US$3,92 miliar atau turun 11,65 persen dibandingkan realisasi laba operasi pada tahun 2014 yang mencapai US$4,44 miliar.
Untuk earnings before interest, taxes, depreciation and amortization (EBITDA) margin perseroan, tercatat sebesar 12,28 persen atau naik 48,82 persen dari realisasi pada tahun 2014 lalu sebesar 8,2 persen,.