Dibutuhkan Terobosan untuk Hubungkan Industri dan Teknologi
- www.zulkieflimansyah.com
VIVA.co.id – Anggota Komisi VII DPR RI? Zulkieflimansyah? mengatakan, untuk meningkatkan ?nilai tambah dan memperbaiki produktivitas di sektor industri, Presiden Joko Widodo perlu membuat terobosan yang dapat menghubungkan industri dengan kemajuan teknologi.
"Dengan mendekatkan industri dengan berbagai kemajuan di bidang science dan teknologi, maka akan dapat meningkatkan industri Indonesia," kata Zulkieflimansyah? dalam keterangan tertulisnya, Selasa 31 Mei 2016.
Politisi PKS itu meminta kepada pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenrisdikti) untuk segera bekerja sama menerapkan teknologi dalam berbagai industri di Indonesia. Menurutnya, hal pertama yang bisa dilakukan yaitu memetakan sejumlah industri strategis.
Dengan begitu, Indonesia dapat membuat terobosan untuk menautkan kemajuan teknologi dengan produktivitas di sektor industri.
Ia? menilai, kinerja dan kapasitas Kemenperin dan Kemenrisdikti sudah cukup bagus saat ini. Hanya perlu meningkatkan koordinasi antara kedua belah pihak agar kerja sama untuk kemajuan industri bisa tercapai.
"Tinggal melakukan koordinasi yang lebih baik sebelum semuanya terlambat," ujar Zulkieflimansyah mengingatkan.
Anggota dewan dari Dapil Banten II ini menjelaskan, peningkatan kerja sama antara Kemenperin dan Kemenrisdikti bukan tanpa sebab. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan untuk memperkuat pondasi mikro ekonomi Indonesia.
Menurutnya, saat ini kondisi mikro eknomi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo masih rentan mengalami goncangan. Hal itu disebabkan kondisi perekonomian global yang belum stabil.
Terlebih perkembangan teknologi industri yang masih jauh tertinggal, sehingga perlu pembenahan dalam hal teknologi untuk memperkuat industri Indonesia agar dapat bertahan dalam persaingan global.
"Di era pemerintahan Jokowi ini struktur industri kita masih sangat dangkal dan tak ada kemajuan sama sekali. Masih tak lebih sebagai industri assembling tanpa peningkatan nilai tambah yang berarti dan signifikan," ujarnya. (Webtorial)