Komisi VIII Rapat Kerja dengan Mensos
VIVA.co.id – Maraknya kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak di Indonesia menjadi perhatian serius. Hal ini juga mendapatkan perhatian dari pemerintah dan DPR RI.
Terkait hal tersebut, Komisi VIII DPR RI menggelar Rapat Kerja dengan Menteri Sosial, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Senin 30 Mei 2016.
Ali Taher, Ketua Komisi VIII yang baru menggantikan Saleh Partaonan Daulay memimpin rapat. Dalam rapat Ali mengatakan bahwa ada hal yang menjadi masukan juga bagi DPR, bahwa perlunya melibatkan organisasi kemasyarakatan.
"Organisasi-organisasi kemasyarakatan sangat perlu untuk benteng pertahanan kejahatan seksual pada anak. Lingkungan sangat berperan penting untuk melindungi dan membimbing anak-anak kita," ujarnya.
Ia menambahkan, Komisi VIII ingin mendengar pemaparan dari kementerian terkait bagaimana penanganan kasus kekerasan seksual pada anak ini.
"Setelah dikeluarkan Perppu oleh Presiden kemarin, banyak hal yang ingin kita diskusikan bersama, silahkan untuk memaparkan Ibu Menteri," katanya.
Menteri Sosial Khofifah mengatakan bahwa ada sekitar 4,1 juta anak terlantar di Indonesia. Dari jumlah tersebut ia mengatakan ada yang diasuh keluarga, diadopsi keluarga lain, berada di panti asuhan dan yang masih hidup di jalanan.
"Terkait kekerasan, yang kami amati ada tiga macam kekerasan yang dialami perempuan dan anak. Tiga hal tersebut diantaranya kekerasan fisik, emosional dan seksual," ujarnya.
Ia mengatakan, anak laki-laki lebih tinggi dari tiga kekerasan itu. Pelaku kekerasan laki-laki biasanya korban dari temannya. Sedangkan perempuan banyak dari pacarnya.
"Dari kekerasan itu rata-rata banyak pemerkosaan dan pencabulan. Dalam perlindungan anak perlu adanya pencegahan dan respon kasus," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise mengatakan, anak belum dilihat sebagai aset negara yang akan meneruskan kepemimpinan bangsa ini.
"Anak masih saja diperlakukan tidak semestinya. Dimana-mana banyak laporan. Perkembangan sains dan pornografi juga menjadi pemicu kekerasan seksual tersebut. Hari ini ada 25 ribu image anak yang masuk setiap hari. Kita juga dalam darurat pornografi, UU nya juga tidak diawasi," katanya.
Lebih lanjut dikatakan, Indonesia krisis moral terhadap anak, pencabulan dilakukan orang-orang terdekat.
"Kebanyakan kekerasan seksual itu dilakukan oleh kerabat dekat. Antara keluarga dekat dengan anak sendiri," katanya. (webtorial)