BI Siapkan Sejumlah Antisipasi Jelang Kenaikan Suku Bunga AS

Gedung Bank Indonesia (BI).
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

VIVA.co.id – Direktur Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Pribadi Santoso, memandang bahwa ketahanan ekonomi nasional masih dapat terjaga, meskipun rencana bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang akan menaikkan suku bunganya (Fed fund rate) dalam waktu dekat terealisasi.

BI Fast Payment, Jawaban untuk Kebutuhan Transaksi Murah

Menurut Pri, pemerintah dan BI telah mengantisipasi hal itu dengan membuat kebijakan, untuk mempertahankan ekonomi Indonesia di garis stabil. 

Dengan demikian, jika The Fed positif menaikkan Fed fund rate nanti, dampak dari gejolak yang ditimbulkan tidak terlalu signifikan terhadap ekonomi Indonesia.

Cadangan Devisa RI Februari 2022 Naik Tipis, Ini Pendorongnya

Pri menjelaskan, pemerintah telah berkaca dari tahun-tahun sebelumnya terhadap isu tersebut yang menimbulkan efek signifikan pada nilai tukar rupiah. 

Untuk itu, antisipasi dapat segera dilakukan dengan bukti kondisi rupiah yang saat ini masih dalam kondisi stabil. 

BI Terbitkan Aturan Ketentuan Intensif untuk Perbankan

"Kalau dari personal view saya, kayaknya masih tahan (ekonomi Indonesia). Memang, kalau suku bunga global naik, kita pasti akan naikkan suku bunga juga. Tapi, Indonesia saya yakin akan lebih siap," kata Pribadi, dalam acara pelatihan Wartawan Ekonomi di Karawaci, Tangerang, Sabtu, 28 Mei 2016.

Pri mengaku, dampak yang akan timbul dari keputusan The Fed yang terkesan terburu-buru tersebut, pembiayaan fiskal dari bond (surat utang negara/obligasi) dipastikan akan naik. 

Namun, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sudah mengantisipasi hal tersebut.

"Kalau yang saya lihat, dari realisasi Mei 2016, Kemenkeu sudah melakukan penerbitan bond yang jauh lebih besar. Jadi, sebelum suku bunga Fed naik, dia sudah terbitkan bond dalam jumlah lebih besar. 56 persen di Mei sudah dilakukan, lebih cepat dari sebelumnya. Jadi dari sisi financing tidak masalah," tuturnya.

Sementara dari sisi pajak, lanjut Pri, pasti akan ada penyesuaian. Apalagi pemerintah dan parlemen akan segera mengesahkan RUU Tax Amnesty yang akan menutup realisasi pajak yang menurun. 

"Pasti kan ada asumsi kalau kenaikan Fed rate ini, nanti pajaknya tidak akan sampai, terus bagaimana? Pasti nanti ada penyesuaian. Kalau tax amnesty bisa dilakukan dengan maksimal, dia akan bisa menutup realisasi pajak yang kita tahu masih turun sejak beberapa tahun terakhir," ujarnya.

Ilustrasi dolar AS

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

Angka utang luar negeri tersebut turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$415,3 miliar.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2022