G7, Momentum Indonesia Dorong Kemitraan Strategis

Wakil Ketua BKSAP (Badan Kerjasama Antar Parlemen) DPR RI Rofi Munawar
Sumber :

VIVA.co.id – Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rofi Munawar meminta Presiden Jokowi di forum G7 membawa misi ekonomi yang lebih konkrit dan produktif guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Sepakat Revisi UU MD3, Dua Fraksi Ini Beri Catatan

“Presiden Jokowi harus menjadikan momentum pertemuan G7 sebagai sarana mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara khusus, meneguhkan peran strategis Indonesia di kawasan dan membangun alternatif investasi terhadap berbagai komoditas nasional,” ujar Rofi Munawar di Komplek Parlemen, Jumat, 27 Mei 2016.

Legislator asal Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menjelaskan, pertemuan G7 adalah pertemuan negara-negara yang maju dari sisi perekonomian. Indonesia bisa menyampaikan masukan mengenai kondisi ekonomi negara-negara sedang berkembang, sehingga negara G7 punya awareness terhadap pembangunan di negara-negara sedang berkembang. Khususnya mengenai pembangunan berkelanjutan, kesejahteraan dan kesehatan global.

Mungkinkah RUU Perlindungan Data Pribadi Selesai dalam 4 Bulan?

“Presiden Jokowi harus memanfaatkan kesempatan bertemu dengan pemimpin G7 dan negara lain yg diundang. Presiden punya kesempatan membangun komunikasi dan kerja sama dengan pemimpin negara yang hadir,” ujar Rofi.

Dirinya menambahkan, secara khusus Presiden Jokowi harus membangun komunikasi intensif dengan PM Jepang Shinzo Abe untuk membangun kerja sama ekonomi lebih produktif. Seperti, memperbaharui banyak kerja sama yang sudah jatuh tempo dan mengundang kembali investor Jepang untuk berinvestasi kembali di Indonesia.

RUU Permusikan, Belenggu Kebebasan Musisi?

Rofi mengingatkan, pertemuan yang dihadiri Indonesia secara prinsip hanya bersifat outreach meeting, artinya pertemuan yang mempertemukan negara-negara diluar G7 yang dianggap punya kendala secara struktural dan memiliki hambatan komunikasi dengan negara G7.

“Kesempatan Presiden Jokowi untuk bertemu dengan pemimpin negara-negara G7 disadari sangat terbatas, karenanya dapat melakukan alternatif pertemuan dengan negara-negara non G7. Meskipun negara-negara diluar G7 tidak terlalu strategis buat Indonesia, transaksi perdagangan dengan negara tersebut tidak significant. Namun usaha-usaha diplomatik layak dilakukan secara optimal,” katanya.

Sebagai informasi, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) Group of Seven atau yang dikenal dengan G7 di Ise-Shima Prefektur Mie, Jepang pada 26-27 Mei 2016. Ini adalah kali pertama Indonesia diundang untuk berpartisipasi dalam pertemuan G7 yang mencerminkan pandangan negara-negara anggota terhadap peran Indonesia sebagai salah satu negara besar di Asia. Selain Indonesia, Bangladesh, Laos, Papua Nugini, Sri Lanka, Vietnam, dan Chad juga turut diundang dalam pertemuan ini.  (Webtorial)

Ketua Komisi VIII, Yandri Susanto.

Yandri Susanto dari Fraksi PAN Jadi Ketua Komisi VIII

Pada kesempatan sama Rachmat Gobel jug melantik pimpinan komisi V.

img_title
VIVA.co.id
30 Oktober 2019