Sutradara Top China Berbagi Pengalaman di Jakarta

Kaprodi Mandarin Titik Rahardjanti dan Prof. Xie Fei
Sumber :
  • Dokumentasi Unas

VIVA.co.id – Sejak dulu film menjadi salah satu bagian penting bagi masyarakat, yang berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan. Perkembangan film pun semakin maju seiring perkembangan negaranya. Dalam rangka membahas hal tersebut, Program Studi Bahasa Mandarin Universitas Nasional (UNAS) mengadakan ‘Pemutaran Film Tiongkok dan Kuliah Umum 2016’ beberapa waktu yang lalu.

Acara ini mengundang guru besar film dan sutradara peraih Golden Bear Award, Profesor Xie Fei, dari Beijing Film Academy dan Profesor Hendrik Gozali dari Komisioner Magma Entertaiment sebagai pembicara.

Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama dari beberapa pihak di antaranya Produksi Film Negara (PFN), Red and White China, serta media China seperti Xin Hua dan YHTV dan Program Studi Ilmu Komunikasi UNAS.

Kuliah umum di Universitas Nasional itu diawali dengan menonton film bersama berjudul ‘A Girl From Hunan’ 1986 yang disutradarai oleh Xie Fei sendiri, demikian ungkap siaran pers UNAS.

Film ini diangkat dari karya sastra dan mendapatkan banyak penghargaan seperti Won Golden Panda Award 1988 the 4th Montpellier International Film Festival France, Won Don Quixote Award 1988 San Sabastian Film Festival Spain, dan nominasi pada Certain Regard 1987 dalam Cannes Film Festival.

Xie Fei menceritakan awal mula film China berkembang karena hanya film Amerika yang maju pemerintah China mulai membina perfilman. Menurutnya, perlu ada campur tangan pemerintah serta peraturan yang jelas mengenai perfilman sehingga bisa menyaingi Hollywood. “Saya berharap pemerintah Indonesia mendukung dan bisa menetapkan politik serta peraturan yang baik untuk perfilman. Selain itu, anak muda harus kreatif baru kita bisa melawan Hollywood,” ujar Xie Fei.

Selain itu, Xie Fei juga mengungkapkan bahwa film yang bagus sekarang ini adalah film yang disukai masyarakat. “Jika ada orang yang mau membeli tiket untuk menonton film mu itu adalah film bagus. Film yang disukai masyarakat sekarang ini adalah film bagus karena zaman telah berubah. Apa yang disukai dulu belum tentu disukai sekarang,” kata Xie.

Sedangkan menurut Komisioner Magma Entertainment Profesor Hendrik Gozali, film Indonesia saat ini masih belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Tayang di Hari Kelima, Ini Jumlah Penonton Film Horor Badarawuhi di Desa Penari dan Siksa Kubur

“Saat ini perfilman Indonesia masih naik turun, kita belum bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri. Kita mengharapkan mestinya bisa dapat tempat yang layak di hati,” ujarnya.

Kehadiran Xei Fei di Universitas Nasional merupakan salah satu rangkaian acara yang dilakukannya. Dalam rangka membuka kesempatan kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok di bidang perfilman, Xei Fei akan berada di Indonesia selama 10 hari sejak tanggal 21 sampai 30 Mei 2017 di Jakarta dan Bali.

Merayakan Hari Film Nasional 2024, Arif Brata Ajak Penonton ke Bioskop Menyaksikan Keluar Main 1994

(ren)

Film Indonesia Algrafi

Memiliki Alur Cerita yang Bagus, Inilah 3 Drama Indonesia yang Sayang Jika Dilewatkan

Untuk beberapa rekomendasi film dan drama Indonesia, inilah 3 rekomendasi drama dan film terbaik yang tidak boleh terlewatkan. Yuk, simak selengkapnya!

img_title
VIVA.co.id
17 Oktober 2024