OJK Dorong BPD Tingkatkan Kontribusi ke Ekonomi Daerah
- Raden Jihad Akbar / VIVA.co.id
VIVA.co.id – Kepala Pengawas Eksekutif Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nelson Tampubolon, mengatakan, kontribusi Bank Pembangunan Daerah (BPD) terhadap perekonomian daerah masih kecil.
Hal tersebut, kata dia, tercermin dari pangsa kredit produktif yang baru sekitar 30 persen dari total kredit yang disalurkan.
"Kinerja BPD masih harus ditingkatkan agar benar-benar sejalan dengan misinya sebagai agen pembangunan," kata Nelson, dalam seminar 'Transforming BPD’s to Enhance Regional Economic Development' di Hotel Mandarin Oriental, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Senin, 23 Mei 2016.
Dia menjelaskan, meski kontribusi BPD terhadap perekonomian daerah masih kecil, tetapi kinerja kelompok BPD hingga triwulan I-2016 bertumbuh cukup baik.
Nelson menuturkan, pada kuartal I-2016, total aset BPD sebesar Rp531,30 triliun atau tumbuh 6,48 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.Â
Dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp328,19 triliun atau tumbuh 8,12 persen dibandingkan kuartal I-2015.
Sementara itu, laba BPD pada kuartal I-2016 tumbuh positif sebesar 7,91 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) mencapai 20,61 persen.
"Rasio gross NPL (non performing loan atau rasio kredit bermasalah) per Maret 2016 relatif stabil yaitu sebesar 3,89 persen dari sebelumnya 3,83 persen," ujar Nelson.
Dia menambahkan, untuk itu OJK mendukung dan mendorong BPD mampu mengimplementasikan program transformasi BPD yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 26 Mei 2015 lalu.
Harapannya, agar BPD dapat menjadi bank yang berdaya saing dan berkontribusi bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
"Program itu inisiatif strategis yang tidak hanya meningkatkan kinerja, ketahanan dan daya saing kelompok BPD. Tapi juga akan berdampak besar bagi pembangunan ekonomi di daerah serta akan memperkuat ketahanan industri perbankan nasional," tegas Nelson.