DAK & DAU Dipangkas Keuangan Negara Kondisi Kekurangan
VIVA.co.id – Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengkhawatirkan perlembatan ekonomi daerah menyusul pemangkasan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) dalam APBNP 2016 sebesar 10 persen.
"Pengurangan tersebut berdampak kepada pertumbuhan daerah, meskipun sedikit," ujarnya di Jakarta akhir pekan ini.
Ia menilai, rencana pemerintah memangkas anggaran sebesar 10 persen dalam APBNP 2016 menandakan keuangan negara dalam kondisi kekurangan karena tidak tercapainya sejumlah target penerimaan negara.
"Pemerintah sekarang berusaha realistis karena dampak dari penerimaan pendapatan yang tidak sesuai sasaran," ujar saat dihubungi, Senin 23 Mei 2016.
Ia juga meragukan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen yang digembor-gemborkan Jokowi akan tercapai.
"Saya yakin tidak akan tercapai. Untuk mencapai 5 persen saja luar biasa. Saya kira itu terlalu tinggi target pertumbuhannya dari pemerintah," ujarnya.
Sementara itu, peneliti anggaran dari Centre for Budget Analisys (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan, APBNP 2016 yang belum diajukan oleh pemerintah pada DPR menandakan keuangan negara sedang sulit.
"APBNP 2016 pada setiap kementerian dipotong semua karena faktor penerimaan negara tidak mencapai target," katanya.
Artinya, lanjut dia, banyak program dan anggaran yang sudah direncanakan tahun 2016, harus ditunda atau disimpan dalam arsip di meja Presiden.
"Proyek banyak disimpan dalam arsip, dan utang semakin menumpuk,” katanya. (webtorial)