Bandar Al Hajjar Ditunjuk Jadi Presiden IDB

Menkeu Bambang Brodjonegoro bersama mantan Presiden IDB Mohammed Ali Al Madani
Sumber :
  • Chandra G. Asmara / VIVA.co.id

VIVA.co.id – Perhelatan Sidang Tahunan Islamic Development Bank ke-41 yang digelar 15-19 Mei 2016 di Jakarta Convention Center resmi berakhir hari ini.

FITRA: Kinerja Keuangan Pemerintah 2015 Paling Buruk

Bandar Al Hajjar yang berasal dari Saudi Arabia akhirnya ditunjuk sebagai Presiden IDB selanjutnya melalui mekanisme voting, menggantikan Mohammed Ali Al Madani yang memutuskan untuk pensiun.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, dalam konferensi pers menyatakan, penyerahan tongkat estafet ini, sekaligus mengakhiri rangkaian sidang tahunan IDB yang dihadiri oleh hampir 56 negara anggota itu. 

Petuah Jokowi kepada PNS: Bekerja Lebih Cepat

"Dewan Gubernur menetapkan dan menyetujui Presiden IDB baru, Bandar Al Hajjar. Hajjar akan memimpin IDB selama periode lima tahun ke depan," kata Bambang di Jakarta Convention Center Jakarta, Kamis 19 Mei 2016.

Meski penunjukan tersebut melalui mekanisme hak suara dari tiap negara anggota IDB, Bambang mengakui bahwa Arab Saudi merupakan salah satu pemegang saham terbesar dari lembaga pembiayaan internasional tersebut. "Karena memang dia yang paling besar," kata Bambang.

Ini Kewenangan Kemenkeu yang Dipangkas

Dalam kesempatan tersebut, Menkeu Bambang mengenang cerita pertemuannya dengan Mohammed Ali Madani yang baru saja mundur dari jabatannya. Ia mengenal Ali sejak menyelesaikan program strata tiga di Amerika Serikat.

“Waktu itu beliau terpilih kembali menjadi presiden IDB di Jakarta pada tahun 1995 di gedung yang sama. Tahun ini, dalam pertemuan kedua kalinya di Jakarta, Ali mengundurkan diri dari jabatannya di IDB,” ujar dia.

Menurut Bambang, peran Ali dalam pengembangan dirinya sebagai seorang pemimpin sangat besar. “Saya bekerja selama dua tahun di bawah kepemimpinan Ali di IDB. Terima kasih banyak,” ujar Bambang.

Kegiatan wajib pajak di kantor pajak.

Realisasi Penerimaan Negara Masih Rendah

Penerimaan pajak masih rendah, karena perlambatan ekonomi.

img_title
VIVA.co.id
10 Juni 2016