Mobil Buatan Mahasiswa UI Siap Berlaga di Eropa
- Viva.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id – Sejumlah mahasiswa Teknik Universitas Indonesia (UI) Depok, yang tergabung dalam Tim Sadewa, lolos seleksi awal untuk mengikuti ajang bergengsi Shell Eco Marathon Drivers World (DWC) yang akan diselenggarakan di Shell Eco marathon (SEM) Eropa.
Ajang bergengsi itu bakal digelar selama 30 Juni - 03 Juli 2016 mendatang. Prestasi ini diraih Tim Sadewa UI setelah pada ajang Shell Eco-marathon Asia Maret 2016 lalu, mobil karya mereka yaitu 'Kalabia Evo 5' berhasil meraih gelar Juara Pertama (I) untuk kategori Urban Concept (mobil berkonsep ‘city car’ yang hemat energi) berbahan bakar gasoline (bensin) dengan catatan jarak tempuh 275 km/liter bensin.
Atas catatan rekor ini, tim Sadewa UI mendapatkan undangan untuk mengikuti kualifikasi pada kompetisi Shell Eco-marathon DWC yang akan diselenggarakan dalam ajang Shell Eco-marathon Eropa 2016 di London, Inggris.
"Undangan untuk mengikuti Shell Eco-Marathon DWC yang diterima tim sadewa UI semakin mengukuhkan posisi UI sebagai institusi yang berhasil menciptakan tim mahasiswa kreatif dalam mendesain mobil masa depan yang hemat energi. kami harapkan prestasi ini bisa diteruskan Tim Sadewa UI di ajang bergengsi Shell Eco-Marathon DWC dengan catatan prestasi yang terbaik," kata Haviez Gautama, GM External Relations PT Shell Indonesia, Kamis 19 Mei 2016.
Shell Eco-marathon DWC adalah salah satu kompetisi baru yang ada dalam penyelenggaraan Shell Eco-marathon, dan tahun ini untuk pertama kalinya akan diadakan di dalam ajang SEM Eropa. Kompetisi ini dinilai penting karena merupakan sebuah ajang kompetisi inovasi teknologi otomotif dan efisiensi energi bagi mahasiswa dari puluhan negara di berbagai benua.
Ajang Shell Eco-marathon DWC ini dikhususkan untuk mobil UrbanConcept yang digerakkan oleh mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine).
Untuk pertama kalinya dalam sejarah penyelenggaraan Shell Eco-marathon selama 30 tahun ini, tim-tim UrbanConcept dari seluruh dunia akan berkumpul dan bertarung dalam ajang balap untuk menemukan mobil paling cepat dan paling hemat di dunia.
Berbeda dengan penyelenggaraan Shell Eco-marathon yang mengutamakan efisiensi energi dan pemenang ditentukan oleh jarak terjauh yang mampu dicapai dengan satu liter bahan bakar, pada Shell Eco-marathon DWC yang dicari adalah mobil yang paling cepat mencapai garis finish sekaligus paling hemat dalam penggunaan bahan bakar.
Jumlah bahan bakar yang digunakan pada ajang balap Shell Eco-marathon DWC akan ditentukan oleh hasil terbaik dalam kualifikasi SEM Eropa.
Para peserta yang diundang mengikuti ajang balap mobil urban concept Shell Eco-Marathon DWC London ini adalah mereka yang telah lolos kualifikasi awal yang dilakukan di Shell Eco-marathon di tiap wilayah yaitu Asia, Amerika dan Eropa.
"Untuk Asia sendiri, setelah penyelenggaraan Shell Eco-marathon Asia pada Maret lalu, hanya ada lima tim SEM Asia yang mendapatkan undangan untuk bisa mengikuti kualifikasi Shell Eco-marathon DWC," ucap Haviez.
Kualifikasi ini mensyaratkan lolos uji inspeksi teknis, lolos uji kualifikasi SEM Eropa (yaitu tiga kali kesempatan mencoba mobil UrbanConcept di lintasan SEM Eropa dengan dua kali mencapai garis finish secara sah), serta mobil harus bisa menyamai 90 persen catatan rekor yang dicapai tim di SEM di wilayahnya masing-masing.
"Tetapi para peserta dari luar Eropa seperti Tim Sadewa ini tidak akan ikut berlomba di ajang Shell Eco Marathon Eropa (SEME) yang juga berlangsung di lokasi yang sama," jelasnya.
Haviez pun berharap bahwa tim mahasiswa Indonesia, termasuk tim Sadewa bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan berusaha memenuhi berbagai ketentuan baru yang sangat berbeda di ajang balap shell eco-marathon dwc pada Juli mendatang.
Persiapan
Manager Tim Sadewa, Alfian Ibnu Pratama, mengatakan bahwa saat ini mereka tengah melakukan beberapa pembenahan pada mobil Kalabia Evo 5 berbahan bakar bensin yang akan dibawa ke Shell Eco-marathon DWC Juni nanti.
“Kami sedang,mengoptimalkan sistem rem karena perubahan rules untuk kompetisi DWC London 2016 yang mengharuskan dapat melakukan pengereman pada kecepatan 50km/h pada jarak 20 meter,” katanya.
Selain itu mereka pun menyiapkan dua pembalap (driver utama dan cadangan) yang akan mengemudikan Kalabia Evo 5 pada ajang Shell Eco-marathon DWC di London nanti. Tim Sadewa pun menyatakan kesiapannya dalam menghadapi kompetisi Shell Eco-marathon DWC mendatang.
“Apapun tantangannya, kami harus siap. kami ingin indonesia bangga dengan hasil pencapaian tim sem indonesia di ajang bergengsi tersebut," ujar dia.
(ren)