Curhat SKK Migas Sering Dituding Pro Asing
- REUTERS/Pool
VIVA.co.id – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengaku sering menerima respons tak sedap dari publik, terkait peranannya dalam mengawasi kegiatan usaha hulu migas. Masyarakat banyak kerap melihat bahwa SKK Migas lebih berpihak ke perusahaan asing dibanding perusahaan nasional.
Wakil Kepala SKK Migas Zikrullah menegaskan bahwa tudingan tersebut tidaklah benar. Hal itu tercermin dari mayoritas pegawai di kantor tersebut, yang merupakan warga negara Indonesia.
"Saya heran kenapa publik selalu mendikotomikan bahwa investor migas itu asing, dan SKK Migas yang mendukung asing ini," kata Zikrullah di hadapan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di kantornya, Jakarta, Kamis 19 Mei 2016.
Dia pun curhat, bahwa publik seperti terkungkung dalam paradigma bahwa SKK Migas lebih memilih untuk mengekspor produksi gas nasional, ketimbang dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam negeri. Pandangan tersebut juga ditegaskan tidak benar.
Dia menjelaskan, ekspor dilakukan hanya untuk gas yang belum bisa dimanfaatkan, agar memberikan nilai tambah dan penerimaan negara. Sebab, kapasitas di dalam negeri belum sanggup menyerap seluruh produksi gas dari KKKS di Indonesia.
"Jangan selalu ditunjukkan, wah hobinya jual gas ke luar negeri. Memang, akan lebih baik kalau sumber daya alam dimanfaatkan di dalam negeri. Tapi kan harus sinkron, market belum ada di dalam negeri, ini yang harus kita pahami bersama, bahwa usaha di hulu migas harus dipersepsikan sebagai pejuang energi," ungkapnya. (asp)