Pesta Rakyat Bahan Bangunan Akan Digelar Minggu Depan
VIVA.co.id – Citiasia Center for Smart Nation (CCSN) bekerja sama dengan Debindo-ITE menyelenggarakan Smart city Investment Forum 2016, bertemakan perencanaan dan pembiayaan smart city, atau kota pintar. Acara ini merupakan pesta rakyat bahan konstruksi bangunan terbesar di Indonesia, pada 25-29 Mei 2016 di ICE-BSD.
Acara Indobuildtech Jakarta Expo 2016 yang ke-14 ini akan dihadiri oleh 500 undangan yang terdiri dari kementerian dan lembaga pusat, pejabat daerah, asosiasi bisnis, investor, akademisi, dan pemangku kepentingan smart city lainnya.
CEO Citiasia Inc, Farid Subkhan mengatakan, kota-kota dunia, termasuk Indonesia berlomba-lomba mengadopsi konsep kota pintar, atau smart city dalam pembangunannya, di mana optimalisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi salah satu faktor penting dalam mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik dan responsif, serta masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera.
"Kalau kita lihat potensi Indonesia adalah masa depan Asia. Bagaimana membangun Indonesia melalui daerah untuk menjadikan daerah semakin nyaman, aman, dan sehat. Bagaimana masyarakat bisa meningkatkan pendapatan," ujarnya di Jakarta, Kamis 19 Mei 2016.
Menurutnya, tantangan utama yang ditemui oleh pemerintah daerah dalam mengembangkan konsep kota pintar yaitu regulasi, sumber daya manusia, infrastruktur, dan pembiayaan.
"Acara ini akan menghadirkan sesi-sesi diskusi dalam bentuk talkshow yang menarik. Kita pertemukan investor dan pemerintah, dan regulator untuk melakukan percepatan pembangunan smart city Indonesia. Rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo," tuturnya.
Sesi pertama, akan membahas arah kebijakan pembangunan smart city nasional oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Sesi kedua, akan hadir gubernur DKI Jakarta, Wali Kota Tangerang Selatan dan Bupati Banten untuk berbagi tips.
Dan, sesi terakhir akan dihadiri oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) dan narasumber dari berbagai institusi pembiayaan, atau investasi baik nasional maupun internasional.
Disamping itu, Farid juga menyampaikan, membangun smart city dibutuhkan keterlibatan pihak swasta sebagai investor. Namun, banyak pihak swasta yang khawatir terhadap regulasi.
"Kalau swasta tidak ikut investasi, kita tidak ke mana-mana. Banyak swasta ingin investasi, tetapi takut regulasi yang berubah seiring dengan pergantian pemimpin daerah," ujarnya.
Acara ini akan diikuti oleh lebih dari 600 perusahaan dengan target kunjungan dari 40 ribu pengunjung yang akan dilaksanakan selama lima hari ke depan. (asp)