Harga Minyak AS Turun Setelah Risalah Fed Dongkrak Dolar 

Rig Minyak.
Sumber :
  • CNBC

VIVA.co.id – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik setelah dolar menguat merespons risalah Bank Sentral AS (Fed), pada perdagangan Rabu 18 Mei 2016. Penguatan dolar AS telah membuat komoditas minyak menjadi lebih mahal bagi investor pemilik mata uang lain. 

Negara Ini Bakal Salip Amerika Serikat, tapi Bukan China

Dilansir CNBC, Kamis 19 Mei 2016, minyak mentah AS, West Texas Intermediate, ditutup lebih rendah 12 sen di US$48,19 per barel. Pada perdagangan kemarin, harga minyak menyentuh level tertinggi sejak Oktober di US$48,95 per barel. 

Sementara harga minyak Eropa, Brent, turun 46 sen di US$48,8 per barel. Minyak Brent pada perdagangan kemarin juga menyentuh harga tertinggi sejak November di US$49,85 per barel. 

Bertemu Menkeu G20, Sri Mulyani Ungkap Pandangannya soal Kondisi Ekonomi Dunia

Data Energy Information Administration menunjukkan stok minyak AS naik 1,3 juta barel sampai 13 Mei lalu. Namun, analis dari American Petroleum Institute mengharapkan stok minyak turun 2,8 juta barel. 

Sementara stok diesel dan minyak pemanas merosot sekitar 3,2 juta barel, lebih tinggi dari perkiraan penurunan 642 ribu barel.

Alasan Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi Global 2023 Jadi 1,7 Persen

Sebelumnya Risalah The Federal Open Market Committee menyatakan bahwa masih ada kemungkinan dua kali kenaikan suku bunga sampai akhir tahun ini. Risalah itu juga menggarisbawahi bahwa pasar finansial global bisa sensitif terhadap referendum Inggris terkait keanggotaannya di Uni Eropa. 
 

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN KITA Edisi April 2024, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 26 April 2024

Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi Global Tahun Ini Stagnan pada Level yang Rendah

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memproyeksi bahwa kondisi ekonomi global tahun ini akan stagnan.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024