Risiko yang Hambat Ekonomi RI Versi BI dan OJK

ilustrasi pelabuhan.
Sumber :

VIVA.co.id – Pemerintah terus berupaya meningkatkan kembali gairah perekonomian nasional yang semakin loyo dalam beberapa tahun terakhir. Namun, di sisi lain, berbagai risiko yang berpotensi menghambat laju perekonomian pun harus tetap diwaspadai.

SBY Minta Pemerintah Tak Cuma Sibuk Urus Harga Daging

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengungkapkan, arus modal yang masuk ke berbagai instrumen keuangan dalam negeri, memang memberikan dampak positif terhadap akitivitas perekonomian nasional. Meski begitu, bukan berarti aliran tersebut akan tetap bertahap di Indonesia.

“Kami tahu Indonesia menerima investasi portofolio yang cukup besar. Kami identifikasi, bahwa risiko reversal itu bagi Indonesia,” ujar Agus, saat ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat 13 Mei 2016.

Jelang Pertemuan The Fed, Bursa AS Merosot

Selain aliran arus modal, risiko peningkatan utang luar negeri swasta pun tetap menjadi perhatian lebih. Hal ini sudah diantisipasi oleh bank sentral dengan menerbitkan Peraturan Bank Indonesia No.16/20/PBI/2014 tentang Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Non Bank, dengan meluncurkan PBI No.16/21/PBI/2014.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad, justru menyoroti akselerasi pertumbuhan kredit pada kuartal I-2016 yang menunjukkan tren penurunan. 

Menkeu Akan Revisi Asumsi Pertumbuhan Ekonomi

Menurut dia, kinerja sektor keuangan memang tak lepas dari situasi ekonomi global maupun domestik.

“Kredit memang menurun dibandingkan kuartal sebelumnya, tetapi bank tetap pada rencana bisnis yang sudah disampaikan. Memang pola ini terjadi setiap tahun,” ungkap Muliaman.

Terlepas dari hal itu, mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia tersebut mengaku masih optimistis bahwa pertumbuhan kredit di sisa sembilan bulan ke depan akan jauh lebih baik dibandingkan capaian pada kuartal I-2016. Apalagi, saat ini situasi ekonomi nasional masih relatif stabil.

“Kami yakin ada recovery, sesuai dangan petumbuhan ekonomi yang naik. Tentunya, ini akan meminta tambahan kredit yang lebih besar di kuartal II sampai dengan kuartal IV. Saya yakin, akan naik,” jelas Muliaman. (asp)

Presiden Joko Widodo.

Pinta Jokowi Soal Pertumbuhan Bisnis Start Up RI

Deregulasi buat bisnis digital bisa lincah di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
20 September 2017