Peringkat Investasi RI Layak Naik, BI Paparkan Alasannya
- REUTERS
VIVA.co.id – Lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) Rating Service mempertimbangkan bakal menaikkan lagi peringkat investasi Indonesia menjadi investment grade (layak investasi). Dalam hal ini, Bank Indonesia (BI) menanggapi bahwa Indonesia layak mendapatkannya lantaran telah melakukan berbagai perbaikan baik dari sektor riil, makro, maupun fiskal.
Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo, memandang bahwa, hal itu tak lepas dari usaha pemerintah, dan bank sentral yang selama ini telah menciptakan berbagai kemajuan, mulai dari reformasi struktural dan perbaikan iklim investasi. Terlebih, didukung dari berbagai proyek infrastruktur yang dulunya mangkrak kini telah mulai menunjukkan perkembangan.
"Ditunjukkan bagaimana MRT sudah progress (mengalami kemajuan), tol sudah progress, waduk sudah progress, airport sudah progress. Bagaimana juga iklim investasi, proses pengajuan relatif lebih cepat sekarang, dan juga dari sisi makronya, moneter dan fiskal tetap akan hati-hati," katanya saat ditemui di gedung BI Jakarta, Jumat 13 Mei 2016.
Menurut Perry, perbaikan peringkat tersebut sangat penting untuk Indonesia sebagai sebuah pengakuan. Dengan berbagai kemajuan dan kondisi fiskal yang lebih bijaksana, maka dirasa Indonesia berhak mendapatkan pengakuan tersebut.
"Jadi pengakuan itu sangat penting, bahwa apa yang dilakukan pemerintah, bank sentral itu diakui. Wajar dengan kemajuan itu tentu saja Indonesia berhak mendapatkan pengakuan," tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, perbaikan peringkat juga akan dapat memperbaiki persepsi investor. Mereka akan merasa prospek ekonomi di Tanah Air bagus, dan risiko dari eksternal dapat dikendalikan. "Itu tidak terbatas dari portofolio investasi, tapi juga prudent PMA (penanaman modal asing)," ujarnya.
Dia menambahkan, dengan peringkat yang lebih bagus maka suku bunga pun dapat diturunkan. Sebab, risiko premi akan menjadi lebih rendah.
"Ini juga tidak hanya berlaku bagi pembiayaan negara untuk penerbitan obligasi di global bond, tapi juga untuk swasta. Karena ini akan merembes kepada swasta, sektor keuangan, dan semuanya," kata dia.
Sebagai informasi, untuk tahun ini Indonesia belum mendapatkan peringkat investasi dari S&P. Posisi terakhir, peringkat investasi Indonesia adalah BB+ dengan positive outlook.
Untuk tahun ini, S&P akan memantau perbaikan yang dilakukan Indonesia dalam berbagai bidang, baik pengelolaan ekonomi, keuangan negara, maupun hubungan antara pemerintah pusat dan daerah.
(ren)