8 Bank Ini Dinyatakan Aman untuk Transaksi
- VIVAnews/Adri Irianto
VIVA.co.id – PT Bank Mandiri Tbk, menjadi salah satu dari delapan bank terkemuka di wilayah Asia Pasifik yang menerima penghargaan Visa Champion Security award di Visa Asia Pacific Security Summit yang ke-12.
Penghargaan tersebut, merupakan pengakuan atas kepemimpinan dalam manajemen risiko dan efektivitas sistem pembayaran anti-fraud (penipuan).
Delapan bank yang menerima penghargaan Champion Security award adalah, Westpac Banking Corporation (Australia/Selandia Baru), China Citic Bank (China), State Bank of India (India), Toyota Finance (Jepang), Lotte Card Company Limited (Jepang), PT Bank Mandiri Tbk (Indonesia), Siam Commercial Bank Limited Company (Thailand), dan Kasikom Public Company Limited (Thailand, terbaik di Asia Pasifik).
“Selamat kepada para pemenang. Masing masing bank tersebut, telah secara konsisten menunjukan kemampuan terbaiknya dalam mengelola berbagai risiko, sehingga mampu menciptakan lingkungan pembayaran yang aman bagi para konsumen dan merchant,” kata Joe Cunningham, head of risk Visa Asia Pasific, dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Jumat 13 Mei 2016.
Dengan semakin banyak konsumen yang berbelanja dan melakukan pembayaran melalui perangkat dan medium digital, Visa percaya bahwa investasi pada teknologi dan produk dengan standar terbaru dapat membantu lembaga keuangan, pedagang, pihak ketiga dan konsumen dalam melawan penipuan.
"Pertumbuhan e-commerce dan dompet digital telah mengubah cara konsumen berbelanja. Titik-titik penjualan (point of sales) semakin menjauh dari toko dan mendekat ke ponsel dan perangkat digital lainnya. Di saat konsumen bersemangat untuk mencoba pengalaman bertransaksi yang inovatif dengan cara pembayaran baru, maka menjadi tanggung jawab kita sebagai industri untuk menjaga keamanan dan kepercayaan terhadap pembayaran elektronik," tutur Joe.
Acara tahunan yang diselenggarakan pada 10-12 Mei ini, mengumpulkan para ahli untuk membahas inovasi dan perkembangan keamanan pembayaran. Seiring dengan populernya dompet digital dan pembayaran mobile secara global, lebih dari 400 peserta berkumpul untuk mendengar bagaimana perkembangan perilaku pembelian konsumen bisa membentuk industri perdagangan dan pembayaran di masa mendatang.
Peserta juga membahas perubahan lanskap pembayaran, pentingnya kolaborasi antara organisasi yang sudah mapan dan yang baru masuk ke industri, karena banyaknya jasa pembayaran yang tersedia untuk konsumen, serta dorongan kepada pemerintah untuk menuju masyarakat digital non-tunai. (asp)