BI: 'Startup' Sudah Mulai Pakai Keuangan Syariah
- Pixabay
VIVA.co.id – Permintaan dan penawaran sumber daya manusia (SDM) dalam meningkatkan perkembangan ekonomi syariah dinilai masih timpang. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi semua pihak terkait, tidak saja dari kalangan akademisi dan praktisi, namun juga dari regulator dan lembaga multilateral.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Hendar menyampaikan tiga hal yang perlu diadopsi dalam perkembangan SDM syariah. Pertama adalah link and match. "Pengajaran ekonomi syariah garis dapat menyediakan materi pengajaran yang relevan dengan tantangan terkini, agar siap bersaing dan dapat memenuhi kebutuhan pasar," ujar Hendar di Jakarta, Jumat, 13 Mei 2016.
Kedua, lanjutnya program pengembangan berbasis teknologi. Sebab menurutnya, saat ini adalah era teknologi digital. Di bidang teknologi keuangan, banyak startup yang menyediakan jasa keuangan dengan biaya yang lebih murah dan persyaratan yang lebih mudah.
"Sebagian startup juga mulai menggunakan keuangan syariah sebagai model bisnisnya. Menurut saya, lulusan ekonomi syariah perlu menguasai pengetahuan di bidang teknologi di level tertentu mengingat industri keuangan saat ini menggunakan teknologi secara masif,” tutur Hendar.
Terakhir, perlu menetapkan platform yang kokoh untuk kerja sama antar institusi pendidikan baik secara global maupun domestik. "Dengan dukungan teknologi, kerja sama antara pihak yang berbeda dapat dilakukan dengan lebih mudah,” ujarnya.
Dengan demikian, sambung Hendar perlu adanya pembahasan diskusi antara BI dan Islamic Development Bank (IDB) mengenai tantangan SDM syariah terkini di negara-negara berkembang terkait pemberdayaan ekonomi.