Sebagai WNI, Setiap Perilaku Harus Disinari Pancasila
VIVA.co.id – Ketua MPR RI DR (HC) Zulkifli Hasan, di Kampus C Universitas Airlangga di Margomulyo, Surabaya, membuka secara resmi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Sosialisasi yang diikuti oleh 600 peserta, terdiri dari dosen, mahasiswa, kader parpol, LSM, dan tokoh masyarakat ini diselenggarakan oleh MPR bekerjasama dengan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Kamis 12 Mei 2016.
Selain membuka acara sosialisasi Empat Pilar ini, Zulkifli juga berperan sebagai narasumber bersama Walikota Surabaya Ir. Tri Rismaharini, MT., dan Rektor Unair Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak, CMA. Acara ini dihadiri oleh Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan, sejumlah anggota MPR dapil Jawa Timur, salah seorang diantaranya Eko Patrio, anggota DPRD Provinsi dan anggota DPRD Kota Surabaya, dan civitas akademika Unair.
Dalam paparannya, Ketua MPR Zulkifli Hasan menegaskan bahwa Pancasila adalah cinta kasih, kasih sayang, gotong royong, dan musyawarah mufakat. "Tapi, apakah cinta kasih dan kasih sayang itu masih melekat di keluarga kita sekarang ini, itulah yang menjadi masalah," ujar Zulkifli, dan seperti biasa ia menjelaskan secara rinci makna pilar-pilar negara yang terkandung dalam Empat Pilar.
Untuk itu, Zulkifli mengharapkan, siapa pun yang mengaku warga negara Indonesia, setiap perilaku dan tindak tanduknya harus disinari oleh cahaya Pancasila. Politisi Partai Amanat Nasional asal Lampung lalu memberi ilustrasi soal ramai-ramai kaos bergambar palu arit. Zulkifli memang meminta kita menanggapi hal itu jangan terlalu reaktif. Di negara asal komunisnya, kaos bergambar palu arit itu sudah menjadi souvenir.
"Tapi, secara ideologis, PKI itu sudah tidak ada lagi," katanya. Walaupun demikian, menurut Zulkifli, tetap harus tetap waspada jangan sampai ideologi komunis ini bangkit kembali.
Bagaimana caranya agar setiap perilaku dan tindak tanduk kita disinari oleh Pancasila, adalah dengan cara musyawarah mufakat. Karena itu akan mendatangkan kesejahteraan. Ia lalu menunjuk contoh jembatan yang dibangun oleh Bupati Bojonegoro yang baru saja diresmikan oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan. Jembatan itu dibangun tanpa masalah karena dilandasi musyawah mufakat. Dengan musyawarah mufakat, ada penduduk yang memiliki tanah di kedua daerah yang dihubungkan jembatan itu secara sukarela menyerahkan tanahnya, tanpa minta ganti rugi.
“Kenapa itu bisa terjadi? Karena musyawarah mufakat itu asli Indonesia," kata Zulkifli Hasan. (webtorial)