HNW: Banyak Negara Kagum dengan Indonesia
VIVA.co.id – Wakil Ketua MPR DR. H.M. Hidayat Nur Wahid, MA., memberikan ceramah tentang "Pilar-Pilar Kebangsaan" di depan peserta Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan Ke-96 Badan Pusat Statistik Tahun 2016 di Pusdiklat BPS Jl. Jagakarsa No. 70 Lenteng Agung, Jakarta, Selasa 10 Mei 2016.
"Empat Pilar itu basis dasarnya merujuk pada wawasan kebangsaan, dan ini harus terus-menerus digelorakan," ujar Hidayat Nur Wahid mengawali ceramahnya di depan 35 peserta yang merupakan karyawan BPS yang datang dari berbagai daerah di Indonesia itu.
Untuk melaksanakan tugas Sosialisasi Empat Pilar ini, menurut Hidayat, undang-undang mengamatkan kepada MPR sebagai satu-satunya lembaga yang mengemban tugas itu. Bagi MPR yang anggotanya cuma 692 orang, kata Hidayat, tugas ini sangat besar dan sangat berat. Apalagi MPR terdiri dari anggota DPR dan anggota DPR punya tugas lain, selain sosialisasi Empat Pilar.
Oleh karena itu, pimpinan MPR telah meminta kepada Presiden Joko Widodo agar sosialisasi ini diambil alih pemerintah, eksekutif, seperti pada zaman Pak Harto, sosialisasi dilakukan suatu kegiatan yang disebut penataran P4 yang dikelola oleh suatu badan nasional BP-7.
"Kami menganggap eksekutif itulah yang mempunyai kuasa dari pusat sampai daerah. Dan, eksekutif mempunyai kemampuan untuk semacam pemberian sanksi bila tidak dilaksanakan," ujar Hidayat.
Hanya saja, kita berada di era reformasi, jelas Hidayat, tentu badan yang dibentuk itu metodenya harus menyesuaikan kondisi sekarang. Tapi menurut Hidayat, sampai hari ini badan yang diharapkan dibentuk melalui Kepres itu belum juga terjadi," katanya.
Selanjutnya, politisi Partai Keadilan Sejahtera ini menguraikan bagaimana perjuangan para tokoh bangsa zaman dulu sehingga Indonesia bisa seperti sekarang ini.
"Karena Indonesia sejak awal merupakan kumpulan negarawan, kumpulan intelektual, mempunyai kemampuan mencari titik tengah, dan mengedepankan masyarakat Indonesia," ujar Hidayat Nur Wahid.
Kalau kita perhatikan bagaimana berbagai peristiwa yang menyertai sidang BPUPKI, Indonesia bisa seperti ini, hadir dan terjaga, karena basis intelektual sangat kuat, basis tanggung jawab publik, basis tentang bermusyawarah, bernegosiasi dan basis mencari titik temu.
Banyak negara kagum dengan Indonesia. Parlemen Afrika misalnya, kagum bagaimana kita mengelola negara yang kayak begini. Sebuah negara yang terdiri dari 17.000 pulau, lebih dari 1.100 suku bangsa, 300 bahasa. Dan, memiliki tiga zona waktu. Bukan hanya Perlemen Afrika, bangsa Arab pun kagum, karena negara-negara Arab pada intinya terdiri suku bangsa satu, dengan penduduk yang tak sampai dua pertiga penduduk Indonesia dan terbagai dalam puluhan negara.
Kalau kita tidak mempunyai kemampuan bernegosiasi, kemampuan mencari titik temu, kemampulan intelektual, dan sebagainya itu bagaimana mungkin Indonesia bisa jadi seperti ini. (webtorial)