Bulog Akan Rombak Infrastruktur
- bri.co.id
VIVA.co.id – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) akan merombak seluruh infrastruktur, guna memperbaiki sistem penyimpanan sebagai stabilitas bahan pangan. Rencana revolusioner tersebut membutuhkan biaya yang cukup besar, yakni sebanyak Rp2,3 triliun.
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengakui, pihaknya sulit menampung pasokan bahan pangan di gudang penyimpanan yang dimiliki saat ini. Maka itu, untuk dapat menyimpan pasokan beras dan bahan pangan lainnya, dibutuhkan perbaikan infrastruktur yang di antaranya harus memiliki pengering dan silo (gudang penyimpanan bahan pangan).
"Kita sudah bicarakan dengan kementerian, kalau kita akan perbaiki infrastruktur. Kita mulai dari pascapanen yang kita harus punya pengering. Setelah pengering, kita harus punya penyimpanan," ujar Djarot, usai Perayaan Hari Ulang Tahun Bulog ke-49 di Gedung Bulog, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa 10 Mei 2016
Sebenarnya, kata Djarot, saat ini Bulog sudah memiliki beberapa gudang penyimpanan bahan pangan di beberapa tempat. Sayangnya, gudang-gudang tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan penyimpanan bahan pangan.
"Gudang kita sudah ada, tetapi kualifikasinya harus sesuai tuntutan. Gudang jagung, gabah kering giling lebih efisien kalau disimpan di silo. Kenyataannya, kita butuh silo (yang lebih besar). Kita ada, tapi kecil," tuturnya.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Djarot memiliki beberapa solusi atas renovasi infrastruktur besar-besaran di Bulog, ditambah lagi ada dana dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp2 triliun.
"Kalau bisa, kita tinggal kasih dana internal Bulog Rp400 miliar - Rp500 miliar. Kalau itu belum bisa, maka saya mohon PMN yang digunakan untuk modal kerja bisa di-switch untuk investasi. Karena lebih mudah cari dana untuk modal kerja daripada investasi," tutur Djarot.
Total biaya yang dibutuhkan untuk merombak infrastruktur Bulog tahap pertama minimal sebanyak Rp2,3 triliun. "Tahun ini dimulai, selesai awal tahun depan," ujarnya. (asp)