JK: RI Produsen Beras Tapi Tak Pernah Makmur
- ANTARA/Aditya Pradana Putra
VIVA.co.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut, meskipun Indonesia menjadi produsen beras, namun tidak pernah makmur. Maka, pemerintah menetapkan batas atas dan bawah harga pangan untuk menjaga stabilitas. Menurutnya, stabilitas diperlukan untuk menjaga kepentingan bersama antara produsen, pedagang, serta konsumen.
"Walau Indonesia produsen, tapi tidak pernah makmur. Ini terlihat dari pendapatan petani padi yang tidak pernah di atas UMP (Upah Minimum Provinsi), malah di bawah UMP," ujarnya di gedung Bulog Jakarta, Selasa, 10 Mei 2016.
JK mengatakan, petani Indonesia sulit meraih kemakmuran seperti petani-petani Jepang dan Thailand. Kecuali, jika petani tersebut meningkatkan produktivitasnya. "Petani Indonesia yang ingin naik haji harus menjual tanah mereka, Artinya kalau seperti ini kan sulit bagi petani padi untuk bisa makmur seperti petani lain," tuturnya.
Salah satu solusi untuk menjaga stabilitas, menurut JK, dengan penerapan teknologi. Teknologi pangan yang di antaranya dengan green revolution mampu menyelesaikan masalah bibit dan cara tanam konvensional petani Indonesia.
Sayangnya, JK menyebut, kebanyakan petani Indonesia masih menerapkan cara konvensional dalam meningkatkan hasil pertanian. Penerapan cara baru melalui teknologi pangan dengan hasil produksi yang lebih baik sulit diterima petani, karena harus menyesuaikan ulang cara tanam.
"Artinya bahwa kebijakan keseimbangan adalah tugas pemerintah, dalam hal ini operatornya Bulog. Namun, ini harus diketahui kita semua, agar tidak semuanya tanggung jawab pada Bulog," tuturnya. (asp)