Wakil Ketua DPR Dorong Eksplorasi Energi Geothermal

Wakil Ketua DPR RI, Agus Hermanto.
Sumber :

VIVA.co.id – Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto menerima kunjungan Atase Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia Takashi Kitamura dan Direktur Japan International Cooperation Agency (JICA) Matsunoshita Minoru, membahas tentang masalah energi geothermal (energi panas bumi) dalam rangka pemenuhan kecukupan energi dalam negeri.

Capai Target Swasembada Energi, Pemerintah Dorong Kolaborasi Swasta Kembangkan Listrik Bersih di Pedesaan

“Kita ketahui kecukupan energi itu sampai saat ini belum kita dapatkan, kami berfikir bahwa sumber energi yang sekarang cadangannya cukup banyak dan belum termanfaatkan adalah geothermal. Oleh karena itu Pimpinan Dewan Korinbang ingin mendorong supaya energi geothermal dapat dieksplor dan dikuatkan,” ujar Agus Hermanto di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 9 Mei 2016.

Menurut Agus, Indonesia memiliki cadangan energi geothermal yang cukup banyak, dan energi geothermal ini adalah energi yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan energi yang betul-betul kita miliki dengan memperhatikan lingkungan yang serba baik.

Anindya Bakrie: Kadin Upayakan Pendanaan Transisi Energi dan Perumahan dari Inggris

“Energi geothermal ini tidak ada habis-habisnya, panas bumi yang dihasilkan oleh gunung berapi, seperti ada magma dan terdapat lapisan batuan dan air diatasnya, maka akan menghasilkan uap, dan uap inilah yang akan menghidupkan pembangkit,” jelasnya.

Energi tersebut akan terus bersikulasi, sehingga tidak mungkin merusak lingkungan dan energi itu tidak akan habis karena yang digunakan hanya uapnya saja. Berbeda halnya dengan gas yang memiliki resiko yang sangat tinggi, seperti peristiwa lapindo.

Jelang Nataru, Kapal Tanker PIS Rokan dan Natuna Perkuat Distribusi Energi Nasional

Kendala yang paling sulit dalam masalah ini adalah menemukan lokasi tempat titik pengeborannya, karena kandungan pusat uap di dalam lapisan bumi tidak selalu sama. Meskipun bisa dilihat dengan satelit namun setelah beberapa kali di coba, ternyata tingkat kepadatan uapnya masih kurang, sehingga harus pindah ke lokasi lain.

“Jelas hal ini mengandung resiko yang sangat tinggi, karena perlu dana yang besar untuk sekali tancap bor. Oleh sebab itu DPR ingin tahu bagaimana teknologi satelit yang dimiliki oleh Jepang untuk menentukan akurasi hotspot tersebut,” kata Agus. (www.dpr.go.id)

Gedung BNI

Konsisten Tumbuh Double Digit, Potensi Peningkatan Portofolio Green Loan BNI Terbuka Lebar

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mengungkapkan, portofolio green loan BNI tercatat mencapai Rp 71 triliun hingga September 2024

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024