Produk-produk Kecantikan Berlomba Dapatkan Sertifikat Halal
- Reuters
VIVA.co.id – Meningkatnya kesadaran konsumen akan keamanan suatu produk kecantikan, membuat semakin banyak pula produsen produk kecantikan yang mulai mensertifikasi halal produk mereka. Hal ini dikarenakan sertifikasi halal dianggap sebagai sebuah jaminan bahwa produk yang dihasilkan aman digunakan bagi para konsumen.
Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Dewi Inong, SpKK, menjelaskan bahwa halal menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk kecantikan. "Konsumen akan mencari tahu bagaimana proses pembuatan produk, apakah bersinggungan dengan bahan yang berbahaya terhadap kesehatan kulit, tidak terkecuali bahan non-halal maupun turunannya," kata dr. Dewi Inong, ketika ditemui di 100 Eatery, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Dalam riset yang dilakukan oleh sebuah produsen produk kecantikan, Marina, terhadap 1188 perempuan Indonesia usia 15-35 tahun, 97 persen di antaranya mengakui bahwa sertifikasi halal dan nomor BPOM pada produk kecantikan penting untuk menjamin keamanan produk. Selain itu, sebanyak 4 dari 5 perempuan menganggap bahwa produk halal harus mengandung bahan natural atau alami dan setengah di antaranya mengartikan halal sebagai sehat, bermanfaat dan berkualitas.
Status halal bagi suatu produk kecantikan dinilai berdasarkan dua hal, yaitu pemilihan bahan baku dan kemurnian proses pembuatan. Semua proses produksi produk tersebut sama sekali tidak boleh bersinggungan dengan bahan non-halal.
dr. Inong juga menjelaskan bahwa bahan halal kosmetik berasal dari bahan organik dan dan tidak merugikan kesehatan. “Harusnya halal itu organik, kalau merugikan kesehatan itu jadi non-halal. Jadi harusnya yang sudah melalui sertifikasi halal harusnya organik," kata dia.
Selain Indonesia, ia menyebutkan bahwa beberapa negara Eropa sudah mulai mensertifikasi halal produk mereka karena alasan kesehatan. "Semua negara termasuk negara Eropa sudah mulai pakai sertifikasi halal karena mereka sudah tahu yang namanya halal itu sudah pasti baik dan sehat. Jadi mereka sudah beralih ke situ tidak ada bangkai, barang berbahaya tidak halal seperti merkuri dan hidroquinon," ujar dia.
(ren)