WhatsApp Diblokir, Pendiri Nyatakan 'Perang'
- REUTERS/Albert Gea
VIVA.co.id – Chief Executive Officer (CEO) WhatsApp, Jan Koum, menabuh  ‘genderang perang’ terhadap pihak yang dinilai semena-mena memblokir layanannya. Hal ini terkait kasusnya pemblokiran WhatsApp di Brazil.
"Kami tidak punya niat untuk mengorbankan keamanan masyarakat dan kami berharap mereka yang terkena dampak keputusan (pemblokiran) ini, bergabung dengan kami membuat suara dalam mendukung penggunaan internet yang terbuka dan aman. Pemblokiran adalah yang terakhir," kata Koum dilansir Cnet, Rabu, 4 Mei 2016.
Diketahui, selama tiga hari di Brazil terkait tengah diusutnya transaksi perdagangan narkoba oleh aparat penegak hukum. Melalui keputusan pengadilan, layanan pesan instan tersebut diharuskan berhenti beroperasi sementara, guna mendapatkan titik terang kasus yang ditangani pihak keamanan tersebut.
"Untungnya, WhatsApp sekarang kembali online," ujar Koum usai menolak untuk upaya pengadilan Brazil menyerahkan data percakapan pelanggannya.
Kasus pemblokiran WhatsApp oleh otoritas Brazil ini tercatat bukan yang pertama kali. Sebelumnya, pada Desember 2015, pengadilan setempat memutuskan memblokir WhatsApp selama dua hari. Kasusnya sama, untuk mengungkapkan persoalan kriminal di negara terbesar di Amerika Selatan itu.
Sementara itu, pemilik layanan messaging yang diakuisisi Facebook senilai US$19 miliar pada 2014 itu tidak tinggal diam. Chief Executive Officer Facebook, Mark Zuckerberg secara terang-terangan mendorong pemerintah Brazil agar membuat undang-undang yang mencegah pemblokiran akses layanan internet, seperti salah satunya WhatsApp.