IHSG Diperkirakan Berbalik Arah, Cermati Saham Ini
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Melanjutkan perdagangan hari ini, Selasa, 3 Mei 2016, indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak dalam rentang terbatas dengan volume yang tipis, namun berpeluang rebound (balik arah) setelah kemarin level target batas bawah di 4.780 berhasil bertahan.
"IHSG diperkirakan bergerak di support (batas bawah) di level 4.780 dan resistance (batas atas) sederhana di 4.820," kata Analis First Asia Capital, David N Sutyanto, di Jakarta.
David mengatakan, sejumlah saham sektoral unggulan yang terkoreksi dalam beberapa sesi perdagangan terakhir berpeluang technical rebound. Sedangkan dari kawasan Asia, sentimen pasar akan dipicu data manufaktur China versi Caixin yang diperkirakan di angka indeks 49,8, naik dari bulan sebelumnya 49,7.
"Pergerakan negatif IHSG kemarin seiring pergerakan pasar saham kawasan Asia yang juga mengalami koreksi, dipimpin pasar saham Jepang di tengah banyak pasar saham yang masih libur menyambut Hari Buruh," tuturnya.
Indeks saham The MSCI Emerging Market kemarin koreksi 0,6 persen. Data inflasi April yang mencatatkan deflasi 0,45 persen (month to month) dan inflasi 3,6 persen (year on year) belum berpengaruh mengangkat minat beli pemodal.
"Pendeknya perdagangan pada pekan ini menyusul libur panjang di akhir pekan ikut mempengaruhi animo pemodal," ujarnya.
Sementara Wall Street tadi malam berhasil rebound setelah koreksi di dua sesi perdagangan sebelumnya. Indeks DJIA dan S&P masing-masing rebound 0,66 persen dan 0,78 persen tutup di 17.891,16 dan 2.081,43.
"Penguatan Wall Street merespons pelemahan dolar AS setelah data aktivitas manufaktur di negara tersebut tumbuh melambat di bawah perkiraan," kata David.
Sedangkan Indeks ISM Manufacturing PMI April turun di 50,8 di bawah perkiraan 51,6 dan indeks bulan sebelumnya 51,8. Harga minyak mentah di AS tadi malam koreksi 2,2 persen di US$44,89 per barel.
Dengan demikian, David merekomendasikan saham-saham berikut yakni PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Tbk (BBCA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Medco Energy Tbk (MEDC) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).