Imbal Hasil Investasi Saham di Indonesia Mencapai 317%

Ilustrasi bursa efek.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, mengklaim keuntungan investasi pasar modal tanah air secara jangka paling tinggi dunia. Sebab tercatat dalam sepuluh tahun terakhir keuntungan investasi pasar modal Indonesia tumbuh di atas 300 persen.

OJK Dorong UMKM Gunakan Pasar Modal Sebagai Sumber Pendanaan

"Dan memang kalau lihat data yang ada kita tuh return (imbal hasil) yang paling besar di dunia. Jadi, buat long term investor, kita menawarkan return yang paling bagus di dunia. Itu faktanya," kata Tito di BEI Jakarta, Senin, 2 Mei 2016.

Tito mengungkapkan, keuntungan per tahun investasi di pasar modal mencapai 15 persen, sehingga, dalam sepuluh tahun terakhir return investasi mencapai 317 persen.

Bos Mayora Indah Borong Saham MYOR Rp 1,2 Miliar, Ini Tujuannya

"Return kita dalam sepuluh tahun adalah yang terbesar di dunia. Return kita itu dalam sepuluh tahun ini tumbuh 317 persen atau 15 persen per tahun. Deposito saja hanya tujuh persen," ujarnya.

Tito mengungkapkan lebih jauh, ada beberapa saham emiten yang memiliki imbal hasil investasi jangka panjang hingga di atas 40 persen. Selain itu sekitar 67 persen dari total emiten memiliki return investasi jauh di atas imbal hasil deposito.

Brand Value BRI Meroket 30% Jadi USD11,25 Miliar, Catatkan Pertumbuhan Tertinggi di Asia Tenggara

Namun, Tito menyayangkan lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P) masih memberikan peringkat investasi Indonesia berdasarkan kondisi ekonomi negara, yakni di level B+. Hal tersebut masih menjadi kendala bagi investor asing yang ingin menanamkan modalnya di pasar modal Indonesia.

"Nah itu memang hambatan kita. Karena S&P masih melihat kita baru B+. Kalau kita bisa BBB+ atau A, pasar modal akan besar sekali," lanjut Tito.

(ren)

Ilustrasi investor pasar modal.

Pemangkasan Suku Bunga The Fed dan BI Beri Sentimen Positif ke Pasar Saham hingga Obligasi

Pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan Bank Indonesia (BI) diproyeksi bakal memberikan sentimen positif bagi pasar obligasi maupun saham di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
2 Oktober 2024