01-05-1915: Kongres Perempuan Internasional

Kongres perempuan internasional di Den Haag, Belanda, 1 Mei 1915.
Sumber :
  • Paxchristy.org

VIVA.co.id – Selain peringatan May Day, ada satu peringatan penting yang juga jatuh pada tanggal 1 Mei, hari ini. Pada 1 Mei 1915, tercatat digelar Kongres Perempuan Internasional di Den Haag, Belanda, yang menyuarakan resolusi perdamaian dan hak pilih perempuan.

Terungkap, Alasan Mengapa Wanita Korban KDRT Masih Pilih Bertahan dengan Pasangannya

Dilansir dari laman History, kongres ini disebut sebagai Konferensi Perdamaian Perempuan yang merupakan hasil dari undangan organisasi hak pilih perempuan Belanda bagi para aktivis hak-hak perempuan di seluruh dunia. Para kaum hawa diundang untuk berkumpul di sebuah pertemuan yang membahas perdamaian dalam Perang Dunia I.

Tercatat, lebih dari 1.200 delegasi datang, termasuk dari 12 negara seperti Inggris, Jerman, Austria, Hungaria, Italia, Polandia, Belgia, dan Amerika Serikat.

Begini Cara Polri Tingkatkan Kemampuan Polwan Berpangkat Bintara

Pertemuan dimulai dengan pernyataan bahwa sengketa nasional ini harus ditangani dengan cara yang adil dan bahwa perempuan harus memiliki hak untuk mengeluarkan suara mereka sendiri. Kongres ini menyerukan untuk terus dilaksanakannya proses mediasi dalam perang tanpa adanya gencatan senjata bisa kembali tercipta kedamaian antara bangsa-bangsa yang terlibat.

Dengan mediasi secara terus-menerus, para delegasi bermaksud agar konferensi ini dapat menampung saran untuk penyelesaian masalah dari masing-masing negara yang berperang. Kemudian, resolusi yang dicapai pada 1 Mei (penutupan kongres), adalah untuk mendukung langkah-langkah yang dirancang untuk kerja sama internasional, termasuk pengadilan internasional serta sebuah persatuan antara negara yang disebut Society of Nations, pelucutan senjata dan penentuan nasib masing-masing negara secara individual.

Ajari Anak Laki-Laki Pekerjaan Rumah Tangga! Langkah Awal Memutus Rantai Patriarki

Di samping itu, kongres ini menyerukan dengan khusus agar para perempuan bisa melakukan hak pilih mereka. Kongres ini dengan keras menuntut diberikannya hak politik bagi perempuan.

Tidak berhenti di sana, kongres juga mendirikan Women’s International League for Peace and Freedom (WILPF), sebuah organisasi yang masih ada hingga sekarang. Presiden pertama dari WILPF adalah Jane Addams, pemimpin delegasi Amerika untuk kongres tersebut dan Co-Founder Organisasi Pelayanan Sosial Chicago, Hull House.

Addams dan delegasi lainnya bertemu dengan Presiden AS, Woodrow Wilson selama musim panas 1915, dan mengetahui bahwa keberhasilan rencana mereka tergantung pada kesepakatan Wilson sebagai pemulai dan memimpin mediasi antara negara-negara yang bermusuhan di Eropa.

Meskipun Wilson bersimpati dengan proposal kongres, dia akhirnya tidak sependapat dengan prinsip-prinsip mediasi dan memilih untuk mempersiapkan militernya, di mana AS ikut terlibat dalam perang pada 1917.

Kapolri Jenderal Polisi, Drs. Listyo Sigit Prabowo

Kapolri Ingin Pembentukan Direktorat PPA dan PPO Dukung Kesetaraan Gender

Kapolri minta kepada seluruh Polwan untuk terus mengembangkan kemampuan diri dengan berkarir dan mencetak banyak prestasi.

img_title
VIVA.co.id
17 Desember 2024