BI Ungkap Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Ekonomi 2015
- Chandra G Asmara / VIVA.co.id
VIVA.co.id – Tekanan eksternal yang memberikan sedikit guncangan terhadap laju perekonomian dalam negeri tahun lalu, diharapkan mampu dijadikan pelajaran penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan pada tahun ini.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengungkapkan, gejolak perekonomian global tahun lalu, memang memberikan dampak terhadap motor utama yang selama ini menjadi pendorong ekonomi nasional. Salah satunya, yakni komoditi tambang.
Agus menjelaskan, ketika pertumbuhan China melambat dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia harus menerima imbas dari anjloknya permintaan yang berasal dari negara tersebut. Padahal, permintaaan komoditi terbesar selama ini berasal dari negeri Tirai Bambu tersebut.
Belum lagi, ditambah dengan normalisasi kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang memengaruhi volatilitas mata uang. Hal ini yang pada akhirnya memberikan tekanan terhadap laju pertumbuhan ekonomi di tahun lalu.
"Berbagai pelajaran itu menjadi bekal penting, karena kami yakin tidak ada yang kebetulan dari dinamika suatu bangsa," ujar Agus dalam keynote speech di acara peluncuran Buku Laporan Perekonomian Indonesia di kantornya, Jakarta, Kamis 28 April 2016.
Agus mengingatkan, reformasi struktural dan diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi dengan cara hilirisasi industri menjadi hal utama yang harus dilakukan. Sinergi antara para pemangku kebijakan pun sangat dibutuhkan, agar ekonomi bisa terakselerasi sesuai dengan harapan.
Jika hal tersebut mampu dilakukan, mantan Menteri Keuangan tersebut optimistis, RI tidak hanya akan bisa melewati tekanan dari eksternal, melainkan mampu memanfaat momentum ini untuk terus berkembang menjadi negara maju.
"Jadi, memang harus ada kedisiplinan dari kebijakan makro ekonomi yang dikeluarkan," tegas Agus. (asp)