Eksperimen Siswa RI di Luar Angkasa, Nasibnya Kini
- Twittwr/@NASA
VIVA.co.id – Hasil eksperimen padi dan ragi siswa Indonesia di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) segera bisa diketahui. Sebab pada awal Mei tersebut akan mendarat di Bumi.
Hal itu disampaikan peneliti Indonesia Space Research Group, Joko W Saputro, yang selama ini telah memperjuangkan eksperimen itu meluncur di antariksa. Dikabarkan sebelumnya, eksperimen siswa Indonesia itu diluncurkan ke ISS pada akhir Maret lalu, melalui kargo Cygnus ATK OA-6 dengan 'digendong' roket Atlas 5.
"Saya sampaikan kepada Anda, pada 25 April SpaceX-8 Dragon Capsule yang berisi semua Nanolab dijadwalkan akan lepas dari ISS pada 11 Mei dan mendarat pada hari yang sama di Baja California," kata pria yang akrab disapa Prof Sap itu kepada VIVA.co.id, Kamis 28 April 2016.
Dalam kargo tersebut terdapat 10 Nanolab, namun yang memuat eksperimen siswa Indonesia ada pada tiga Nanolab. Prof Sap mengatakan begitu mendarat, tim peneliti akan menerima 10 Nanolab dan selanjutnya akan dilakukan tes fungsional pada tiap Nanolab.
"Dan peneliti akan mengunduh data (Nanolab) itu dari kartu SD (secure digital)," kata Joko yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI).
Indonesia Bantu NASA Tempe di Angkasa
Dia mengatakan, kemudian peneliti akan mengirimkan data Microlab yang memuat eksperimen siswa Indonesia melalui akun Dropbox. "Peneliti juga akan menyertakan file sistem yang sesuai dengan Nanolab tertentu," ujarnya.
Diperkirakan proses pengiriman data eksperimen pada MicroLab itu akan sampai di tangan peneliti Indonesia dalam waktu empat hari begitu menerima Nanolab.
Diberitakan sebelumnya, kargo Cgynus diluncurkan dengan menggendong pada Roket Atlas 5. Roket itu meluncur dari Cape Canaveral, Florida pada 22 Maret 2016, waktu setempat, menuju orbit dengan ketinggian 400 kilometer.
Untuk kargo Cygnus, terdapat dua eksperimen karya siswa Indonesia yang dibuat dalam bentuk microlab. Ini difungsikan untuk bisa meneliti pertumbuhan ragi dan padi dalam kondisi gravitasi nol. Eksperimen pertama disiapkan oleh tim siswa dari SMA Unggul Dell di Laguboti, Sumatera Utara.
Mereka bertugas mempelajari pertumbuhan ragi (yeast) di luar angkasa. Ini merupakan eksperimen pendahuluan sebelum meluncurkan eksperimen berikutnya untuk mempelajari cara menumbuhkan tempe di antariksa.
Eksperimen kedua disiapkan oleh tim siswa gabungan dari beberapa SMA di Jakarta, Bandung, dan Jayapura untuk mempelajari pertumbuhan padi di luar angkasa.
Perangkat microlab yang dirancang oleh para siswa SMA tersebut dilengkapi dengan kamera digital, sensor, dan micro-controller. Dengan semua perangkat ini diharapkan eksperimen terkait pertumbuhan ragi dan padi dapat diamati dari Bumi atau di mana pun, asal terhubung dengan internet. Mereka juga bisa mengunduh foto-foto dari microlab yang dipancarkan dari ISS ke Bumi.