Bos BEI Beberkan Alasan Miliarder Ogah Bawa Uang Masuk RI

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio.
Sumber :
  • Viva.co.id/Romys Binekasri

VIVA.co.id – Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio mengungkapkan alasan para miliarder Indonesia lebih memilih untuk menempatkan dananya di luar negeri, atau bahkan di negara suaka pajak (tax haven).

Respons Pengusaha soal Rencana Tax Amnesty Jilid III

Menurut Tito, konstruksi kepastian hukum yang diberikan oleh pemerintah terhadap para pemilik dana tersebut, menjadi salah satu pertimbangan utama. Para miliarder Indonesia lebih memilih memarkir dananya di luar negeri.

"Saya itu bekas pengusaha. Tetapi, terkadang mereka itu bukan tidak mau bawa (dana ke Indonesia). Tetapi, soal keamanan dari dana mereka," ujar Tito dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XI DPR di gedung parlemen Jakarta, Rabu 27 April 2016.

Peran Politisi Golkar Misbakhun Dorong Reformasi Sektor Keuangan Berbuah Penghargaan

Jika pemerintah mampu memberikan kepastian hukum yang jelas, menurut Tito, para pemilik dana tersebut diyakini tidak akan sungkan untuk kembali ke Indonesia. Terkait hal itu, pemerintah pun diminta untuk melihat bagaimana efektivitas kepastian hukum yang diberikan.

"Ini harus menjadi introspeksi kita. Dana tersebut, bukan juga karena ada kewajiban bayar pajak di Indonesia. Saya yakin, jika ada keamanan dan kepastian, dana itu bisa balik," katanya.

Penjelasan Ditjen Pajak soal Tax Amnesty Jilid III

Tito memperkirakan, ada sekitar Rp3.000 triliun dana orang Indonesia yang masih malang melintang di seluruh dunia.

"Jadi, memang banyak sekali. Mereka taruh dana di luar itu, ketika dolar masih Rp2.000. Saya percaya, mereka akan masuk ke Indonesia," ucap dia. (asp)

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie

Respons Kadin soal Usulan Tax Amnesty Jilid III pada 2025

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie buka suara terkait usulan pengampunan pajak atau tax amnesty jilid III.

img_title
VIVA.co.id
30 November 2024