Membunuh Kanker dengan Cahaya
- U-Report
VIVA.co.id –  Peneliti Tuft University, Amerika Serikat, telah menemukan terobosan baru dalam membunuh kanker. Peneliti universitas tersebut memanfaatkan cahaya untuk menghentikan pertumbuhan sel tumor.  Metode itu dikenal dengan nama optogenetik.
Dikutip dari Reuters, Rabu 27 April 2016, dalam mencegah dan melawan kanker, peneliti memakai metode optogenetik dengan memanipulasi sinyal listrik di dalam sel.Â
Dalam praktiknya, peneliti memanfaatkan metode itu di dalam embrio katak. Peneliti menyuntikkan dua jenis gen, pertama onkogen yang mempengaruhi embrio itu dengan kanker dan satu jenis gen lainnya menghasilkan cahaya sensitif 'saluran ion' pada sel tumor.Â
Saluran ion ini merupakan semacam lorong masuk dan keluar dari sel yang terbuka menerima sinyal tertentu. Saat saluran itu terbuka, gerakan ion ke dalam maupun keluar dari sel akan menciptakan sinyal listrik.Â
Untuk mengaktifkan saluran dalam sel tumor, peneliti memaparkan embrio katak ke cahaya. Nah begitu aktif dan menyesuaikan sinyal listrik di dalam sel tumor itu, peneliti mengklaim mampu mencegah dan melawan pembentukan tumor dalam 30 persen kasus tumor.Â
"Anda bisa mengaktifkan cahaya, dalam hal ini adalah cahaya biru. Anda bisa mengarahkan cahaya biru itu pada tumor dan saya yakin dalam 24 jam, tumor itu akan hilang," kata Dany Adams salah satu penulis studi yang dipublikasikan pada studi Brook Chernet.
Penelitian dengan memanfaatkan cahaya ini dikatakan berbasis dari riset sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti Tutfs University yang lain, Michael Levin.Â
Penggunaan metode optogenetik untuk mengendalikan saluran ion telah menjadi alat penting riset bagi para pakar saraf saat mempelajari otak dan sistem saraf. Levin menyebutkan metode ini mirip dengan apa yang dilakukan ahli saraf tersebut. Jika di tangan ahli saraf, metode optogenetik memanfaatkan cahaya untuk menemukan keadaan listrik di otak, maka di tangan peneliti Tufts University, pola itu dipakai untuk menentukan keadaan listrik di dalam tubuh.Â
"Komunikasi listrik di antara sel-sel merupakan sangat penting untuk penekanan tumor," kata Levin.Â
Dia menambahkan gambaran lebih besarnya yaitu memahami bagaimana tegangan melalui sel-sel dan bagaimana mereka mengendalikan perpindahan sinyal kimia di antara sel. Dikatakan penggunaan optonegetik ini baru pertama kali dilakukan untuk riset kanker.Â
Setelah berhasil riset tersebut, peneliti mengatakan dalam misi riset satu dekade ke depan, bakal lebih mendalami pemanfaatan metode tersebut.Â
"Kami perlu membongkar kode bioelektrik ini. Kami sangat perlu untuk menemukan bagaimana komputasi dalam jaringan," kata Levin.Â
Kemudian, dengan pemahaman tersebut, peneliti bisa membuat keputusan tentang pola dan perilaku sel dan akhirnya bisa terapi dengan sinyal listrik. Namun demikian, peran optogenetik dalam pengobatan kanker pada manusia masih belum teruji.Â