Cerita Belarusia Bangkit dari Trauma Nuklir Chernobyl

Kedubes Belarusia ikuti diskusi kecelakaan nuklir di Batan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id – Tiga dekade lalu, bencana akibat operasi pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terjadi. Kecelakaan itu terjadi di kota Pripyat, 65 mil sebelah utara Kiev, Ukraina. Dampak bencana nuklir itu meluas, sampai ke negeri tetangga.

RI Bakal Punya PLTN Kapasitas 250 MW di Tahun 2032

Belarusia, negara yang hanya berjarak 16 km dari Kiev terkena dampak kecelakaan besar tak terduga tersebut. Namun kini, tiga dekade berlalu, Belarusia sudah mulai bangkit dari mimpi buruk Chernobyl. Belarusia kini malah membangun PLTN dan siap dioperasikan.

"Belarusia rencanakan membuat PLTN, dan akan beroperasi dua tahun lagi (2018)," ujar Wakil Dubes Belarusia di Indonesia, Denis Kovalev saat pemaparannya dalam diskusi peringati 30 tahun kecelakaan Chernobyl oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) di kantor Batan, Jakarta, Selasa 26 April 2016.

Inggris Berencana Bangun 7 Pembangkit Tenaga Nuklir Baru pada 2050

Diketahui, pada 26 April 1986, terjadi bencana radiasi nuklir di Chernobyl. Saat itu, satu dari empat reaktor Chernobyl meledak, sehingga dampak ledakan tersebut dirasakan oleh Rusia hingga Belarusia.

"Belarusia berada sekitar 16 kilometer (dari Chernobyl), antara perbatasan Ukrania dan Belarusia," ucap Denis.

Menteri ESDM Sebut RI Mulai Pertimbangkan Penggunaan Energi Nuklir

Wakil Dubes itu menuturkan, akibat kecelakaan tersebut, sebanyak 7 juta penduduk di Ukraina, Rusia dan Belarusia terkena dampak, termasuk di antaranya  3 juta anak-anak. Sementara, korban luka-luka sebanyak 231 orang dan di antaranya kemudian meninggal sebanyak 31 orang.

"Api baru padam 10 hari setelah kejadian," katanya.

Lalu, apa yang membuat Belarusia berani mengambil keputusan untuk tetap membangun PLTN. Atase Kedutaan Belarusia, Andrei Trusov mengatakan, kunci utamanya adalah pemerintah. Meski mereka tidak pernah menanyakan ‘restu’ dari penduduk di negaranya, pembangunan PLTN tetap berjalan karena mendapat dukungan dari pemerintah.

"Kami tidak menanyai persetujuan dari masyarakat Belarusia. 50 atau 60 persen yang saya tahu setuju dan ada yang tidak setuju," jelasnya.

Pemerintah Belarusia, kata Trusov, pada 2005 langsung memutuskan siap go nuklir dan kemudian membangun PLTN. Ia mengatakan, keputusan tersebut tidak melalui referendum.

"Harus keputusan pemerintah, pemerintah memutuskan. power plan (pembangkit energi) dikembangkan," ujar dia.

Trusnov mengungkapkan Belarusia akhirnya bisa berhasil lepas dari trauma kecelakaan Chernobyl. Kuncinya yaitu kesadaran bahwa nuklir menjadi aset besar masa depan untuk kesejahteraan ekonomi. Saat ini di Belarusia, terdapat 137 titik sumber daya bahan nuklir yang terdeteksi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya