Ilmuwan RI Temukan Cara Kendalikan Stres dan Cemas
- Istimewa
VIVA.co.id – IImuwan Indonesia kembali melakukan terobosan penemuan. Ilmuwan tersebut adalah Taruna Ikrar, peneliti dari Departemen Neuorologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar. Bersama dengan timnya, Taruna yang juga spesialis senior pada Divisi Neurobiologi di Universitas California, Irving, Amerika Serikat itu, menemukan metode pengendali kecemasan dan stres.
Metode yang dimaksud yaitu mengendalikan kecemasan dan stres dengan mempelajari sistem saraf pada bagian kepala dan otak manusia.
Dalam studi yang dilakukan, Taruna bersama timnya mendeteksi secara spesifik sel saraf yang dideteksi berkontribusi memunculkan kecemasan dan stres. Deteksi dilakukan dengan menggunakan metode berbasis photostimulation khusus yang dikembangkan dalam laboratorium.
Metode itu dipakai untuk memetakan sirkuit lokal pada area bed nucleus of the stria terminalis (BNST). Untuk diketahui BNST merupakan area penentu stres, cemas, dan ketakutan.
Dalam studinya, tim yang dipimpin Taruna juga menggunakan metode laser scanning photostimulation (LSP) yang dikombinasikan dengan rekaman sel saraf secara langsung. Metode ini memungkinkan pemetaan dengan resolusi tinggi, akurat pada area BNST di otak. Selain LSP, peneliti juga menggunakan metode optogenetik.
Dari percobaan tersebut, tim menemukan metode pemetaan otak secara LPS efektif memetakan koneksi sel-sel saraf penghambat di daerah BNST.
Dengan metode optogenetik, peneliti juga mampu memetakan jenis koneksi sel-sel saraf penghambatan secara sangat spesifik. Metode optogenetik ini secara mudah bisa mematikan dan menghidupkan saraf penghambatan di otak.
"Data kami, mengonfirmasi bahwa koneksi sel-sel saraf penghambatan yang kuat di BNST dapat dikontrol, yang berarti kami dapat mengontrol proses stres, cemas, dan ketakutan pada subjek penelitian kami," tulis peneliti dalam keterangan tertulisnya.
Dalam penelitian ini, Taruna berperan sebagai peneliti utama bersama dengan peneliti lain yaitu Xiangmin Xu, Todd C. Holmes. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Neurophysiology pada 6 April 2016. (ms)