Drone, CCTV Dikerahkan Lindungi Badak di Afrika Selatan

Perburuan badak di Afrika Selatan
Sumber :
  • REUTERS/ Ilya Kachaev

VIVA.co.id – Untuk melindungi hewan yang hampir punah, ternyata bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Salah satu yang sudah diterapkan adalah perlindungan hewan badak di Afrika Selatan, melalui sistem monitoring.

Konservasi Terumbu Karang, Bumi Resources Perkenalkan Teknologi Boya Pintar

Dilansir dari Business Wire, Jumat 22 April 2016, Kementerian Lingkungan Afrika Selatan, menyebutkan bahwa ada 1.215 badak dibunuh oleh pemburu di 2014 saja. Angka ini setara dengan tiga badak dibunuh setiap hari.

Diprediksi kementerian tersebut, jika tingkat pembantaian ini terus berlanjut, pada 2018, angka kematian badak akan melebihi angka kelahirannya. Hasilnya, badak tidak dapat lagi ditemukan di Afrika Selatan pada 2025.

Komitmen Lestarikan Sumber Daya Alam, Ini Pendekatan AQUA Terhadap Keberlanjutan Air dan Lingkungan

Teknologi monitoring canggih tersebut bernama Connected Conservasion, besutan Dimension Data. Ini diklaim telah digunakan oleh taman nasional di Afrika Selatan, Kruger National Park. Teknologi tersebut memonitor dan menelusuri kegiatan orang yang masuk hingga meninggalkan kawasan perburuan.

"Tujuannya adalah untuk secara aktif mencegah dan menghentikan orang memasuki kawasan taman nasional secara ilegal, baik dengan cara memotong pagar, menggunakan helikopter, atau sekedar masuk melalui gerbang masuk," ujar Executive Dimension Data, Bruce Watson.

DPR Sahkan RUU Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem Jadi UU, Ini Poin yang Diubah

Dijelaskan Watson, teknologi ini tidak diterapkan melalui proses yang membuat hewan terganggu, atau tersakiti. Di awal penerapannya, DD akan menciptakan Reserve Area Network (RAN) yang aman, bekerja sama dengan Cisco, kemudian menginstal WiFi di sekitarnya. Kemudian, beberapa perangkat utama akan dipasang, seperti CCTV, drone berkamera inframerah, thermal imaging, sensor tracking, sampai sensor gempa bumi.

"Kita tidak menembakkan obat penenang, lalu memasukkan sensor ke dalam hewan-hewan itu, atau memasukkan chip ke bawah kulit mereka. Hal ini dapat membuat stres dan berbahaya bagi binatang, dan kami telah melihat banyak badak akhirnya mati, buta, atau dengan terpaksa dimatikan karena praktek seperti itu." tegas Watson.

Setelah Afrika Selatan, teknologi tersebut akan diterapkan di taman nasional lainnya di seluruh dunia. Tidak hanya untuk melindungi badak, tetapi juga melindungi spesies hewan langka lainnya seperti gajah, singa, trenggiling, harimau di India dan Asia, bahkan jenis ikan pari langka di lautan.

Diketahui, saat ini, Afrika Selatan memiliki 70 persen dari total jumlah badak di dunia. (asp)

Tim dari Indonedia dan Australia mengunjungi Desa Malaumkarta di Sorong.

Kembangkan Proyek-proyek Iklim, Indonesia-Australia Genjot Konservasi Inklusif di Papua Barat Daya

Program inisiatif kolaboratif di sektor pengetahuan dan inovasi KONEKSI, penelitian tersebut bernama Konservasi Ridge to Reef.

img_title
VIVA.co.id
30 Oktober 2024