BUMN Jasa Inspeksi dan Sertifikasi Bakal Jadi Holding
- Pixabay
VIVA.co.id – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebut, rencana merger BUMN bidang jasa inspeksi, pengujian, dan sertifikasi, untuk meningkatkan daya saing perusahaan dan meningkatkan kompetensi sertifikasi dan audit, menjelang diselenggarakannya masyarakat ekonomi ASEAN, antara PT Surveyor Indonesia dengan PT Sucofindo batal direalisasikan.
Direktur Utama Surveyor Indonesia, M. Arif Zainuddin menjelaskan Kementerian BUMN lebih memilih membentuk holding bagi perusahaan pelat merah di sektor jasa inspeksi, pengujian, dan sertifikasi.
"Ini akan di-holding (induk usaha)," kata Arif, di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat, 22 April 2016.
Arif mengatakan, pembentukan holding BUMN jasa inspeksi, pengujian, dan sertifikasi akan ditambah dengan PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) yang merupakan BUMN di sektor yang sama.
"Tujuannya untuk meningkatkan peran BUMN survei di Indonesia, karena di sektor ini pemain asingnya banyak sekali," tuturnya.
Arif mengatakan, hingga saat ini, proses pembentukan holding BUMN sektor jasa inspeksi, pengujian, dan sertifikasi, masih dalam tahap kajian konsep awal.
Dia mengungkapkan, pangsa pasar BUMN jasa inspeksi, pengujian, dan sertifikasi di domestik baru mencapai 35 persen, sedangkan sisanya dikuasai oleh pihak asing dan perusahaan swasta yang levelnya masih kecil.
"Setelah holding, kami diimbau untuk bisa mengambil pangsa pasar sekitar 50 persen," ucapnya. (asp)