Bukti Misi ke Mars Bisa Berbahaya Bagi Astronaut
- U-Report
VIVA.co.id – Misi penerbangan panjang di antariksa, yaitu ke Planet Mars bisa menimbulkan bahaya bagi para astronaut. Temuan terbaru dari peneliti menunjukkan misi ke Mars bisa saja menimbulkan penyakit hati para astronaut.
Kesimpulan itu disampaikan peneliti setelah menemukan munculnya tanda penyakit hati awal pada tikus yang diluncurkan ke antariksa selama dua pekan.
Dikutip dari Space, Jumat, 22 April 2016, sekelompok tikus yang menjalani misi ke antariksa pada 2011 dan kembali ke Bumi dalam sebuah misi Badan Antariksa AS (NASA).
Setelah diteliti dalam waktu yang panjang, kelompok tikus tersebut menunjukkan indikasi penyakit hati stadium awal yang disebut nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD). Peneliti menemukan tikus yang menjalani misi antariksa itu punya lemak yang lebih banyak pada hatinya dibanding dengan kelompok tikus yang diuji di Bumi.
Indikasi penyakit itu muncul pada tikus yang ikut dalam misi pada 2011. Peneliti mengatakan tikus tersebut mengalami tingkat rendah retinol, bentuk vitamin A pada hewan. Sehingga menjadikan kualitas penglihatan tikus menjadi berkurang.
Tikus yang menjalani misi tersebut juga mengalami perubahan pertumbuhan tulang, dan tanda proses tubuh lainnya. Bahkan, beberapa di antaranya menunjukkan kemungkinan tanda fibrosis awal, sebuah kondisi luka pada jaringan hati.
"Untuk menentukan fibrosis pada tikus, butuh waktu yang panjang, berbulan-bulan sampai bertahun-tahun," kata pemimpin studi, Karen Johnscher, ahli fisika dan profesor pembantu di anestesiologi Universitas Colorado, AS.
Jika tikus saja dalam misi dua pekan mengalami tanda awal fibrosis, Johnscher kemudian melontarkan pertanyaan, apa yang bakal terjadi pada manusia yang akan menjalani misi yang lebih panjang ke Planet Merah tersebut.
Dia mengakui memang tanda penyakit yang terjadi pada tikus, belum pasti akan melanda para astronaut. Hal ini masih bisa diperdebatkan. Untuk mendalami dampak pada tikus tersebut, peneliti akan melibatkan misi tikus di antariksa dengan durasi yang lebih panjang.
"Ini untuk melihat apakah ada mekanisme yang mungkin bisa melindungi tikus dari kerusakan serius," kata dia.
Diketahui, NASA berambisi mengirimkan astronaut ke Mars pada akhir 2030-an. Misi itu diperkirakan akan berjalan selama delapan sampai sembilan bulan untuk sampai di planet tetangga Bumi.
Guna menyiapkan misi tersebut, NASA ingin memahami bagaimana dampak fisik pada misi perjalanan yang panjang tersebut. Sejauh ini, para ilmuwan telah mengetahui misi jangka panjang akan menimbulkan terhentinya pertumbuhan otot, kehilangan tulang dan problem penglihatan pada astronaut. (ase)