BRI Agroniaga Bidik Pertumbuhan Kredit 15 Persen

BRI Agroniaga
Sumber :
  • briagro.co.id

VIVA.co.id –  Anak usaha bank pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) tahun ini menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 15 persen dari porsi total kredit Rp6,04 triliun di Desember 2015.

IPB University Perpanjang MoU dengan Salah Satu Universitas Penerima Nobel Terbanyak di Eropa

Direktur Bisnis Bank BRI Agro Zuhri Anwar mengklaim, pertumbuhan kredit sebesar 15 persen tersebut, didasari tidak ada penambahan modal yang diberikan oleh induk perusahaan, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Jika ada penambahan modal, ekspansi pertumbuhan kredit bisa lebih ditingkatkan di posisi 20 persen.

"Pertumbuhan kredit 15 persen di 2016. Industri bank itu 11 persen, jadi akan lebih tinggi. Angka target kredit 15 persen, sebelum ada penambahan modal dari BRI. Kalau ada penambahan, maka ekspansi kredit jadi 20 persen," kata Zuhri di Jakarta, Rabu 20 April 2016.

Gara-gara Hal Ini, Nasabah Loyal BTN Meningkat 222 Persen

Ia menjelaskan, fokus BRI Agro dalam menyalurkan kredit masih di agro bisnis. Salah satu agro bisnis saat ini, di sektor perkebunan. Karena, tiap tahunnya sektor agro bisnis penyumbang utama bagi penyaluran kredit perseroan.

Hingga kuartal I-2016, BRI Agro telah menyalurkan kredit sebesar Rp6,04 triliun. Angka itu mengalami peningkatan sebanyak 32 persen, bila dibanding porsi periode yang sama tahun sebelumnya.

Laba Bersih BTN 2021 Naik 48,3 Persen, NPL Turun

Adapun porsi Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan akan mematok pertumbuhan di level 17 persen di 2016, dari porsi DPK sebesar Rp7,01 triliun di 2015. Porsi DPK tahun lalu mengalami pertumbuhan 28 persen, bila dibanding raihan Rp5,49 triliun di 2014.

Jaga NPL

Sementara itu, kredit bermasalah, atau non performing loan (NPL), BRI Agro menyatakan akan tetap menjaga di bawah tiga persen sepanjang 2016, dari posisi NPL 1,9 persen di akhir 2015.

"NPL tetap dijaga di bawah tiga persen. Tahun lalu, 1,9 persen. Mudah-mudahan, tahun ini seperti kejadian tahun lalu. Karena, aturan Otoritas Jasa Keuangan tidak boleh melebihi dari tiga persen," kata Zuhri.

Dalam menjaga tingkat NPL tersebut, pihaknya akan bekerja keras memantau penyaluran kredit yang bermasalah. Maka dari itu, kredit yang bermasalah akan dikurangi oleh perseroan. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya