Terinspirasi Elang Jawa, Mahasiswa Ciptakan Pesawat Amfibi

Pesawat amfibi tanpa awak
Sumber :
  • Mitra Angelia/Viva.co.id

VIVA.co.id – Matsani dan R.Oktanio, mahasiswa jurusan Teknik Fisika Insititut Teknologi Bandung (ITB) ini berhasil menciptakan pesawat tanpa awak untuk dikendalikan di atas permukaan air. Pesawat tersebut dinamai pesawat amfibi.
 
Dengan nama pesawat amfibi, artinya, bisa berguna sebagai kapal laut dan pesawat terbang.
 
“Pesawat amfibi ini mengkombinasikan kapal laut dan pesawat terbang,” ujar Matsani kepada VIVA.co.id di Hotel Pullman, Jakarta Rabu, 20 April 2016.
 
Lebih jelas, Matsani menyebut, sebagai kapal laut, fungsinya adalah untuk menjaga wilayah perbatasan terpencil dari pencurian ikan secara ilegal.
 
“Indonesia masih belum banyak memiliki armada kapal yang dapat mengawasi pencurian ikan, berdasarkan data dari Kementrian Kelautan dan Perikanan, Indonesia hanya memiliki 24 kapal pengawas laut, sedangkan idealnya Indonesia harus memiliki 80 kapal pengawas laut,” ujarnya menambahkan.
 
Sedangkan, ketika digunakan sebagai pesawat terbang, pesawat amfibi bisa didaratkan di atas permukaan air.
 
“Sementara pendaratan (landasan), kita ketahui, terkadang landasan rusak, gempa, banjir. Alternatif ini bisa mendarat di laut dan bisa juga untuk menghemat infrastuktur (bandara),” ujarnya menjelaskan.

Dosen dan Peneliti Siap-siap Mendapat Sumbangan Penelitian

Mengenai desain, mengapa pesawat amfibi bisa digunakan di dalam air dan diterbangkan, ia katakan, inspirasi datang dari Elang Laut Jawa. Di mana Elang Laut jawa ini, katanya handal di udara dan juga ketika mengambil ikan di permukaan laut.
 
“Desain struktur dan sayap berbentuk M (seperti sayap Elang Laut Jawa),” tuturnya.
 
Sementara ini, pesawat amfibi tanpa awak yang dikembangkan menggunakan kendali kemudi remote dan GPS. Ketahanan baterai pesawat masih sekitar dua jam dan untuk diterbangkan bisa terbang setinggi dua meter. Untuk digunakan sebagai kapal laut, pesawat amfibi ini disematkan semacam sistem yang mengatur titik koordinat wilayah yang akan dijaga.
 
Namun, ia menuturkan, jika pesawat amfibi dikembangkan lebih lanjut bisa digunakan untuk pesawat dengan awak, yang bisa didaratkan di atas permukaan laut. Untuk prototip pesawat amfibi yang ia buat sekarang, telah menghabiskan dana sekitar Rp17 juta.

(mus)

Nadiem: Tanoto Foundation dan Putera Sampoerna Tak Dibiayai APBN
Ilustrasi mahasiswa perguruan tinggi.

3 Beasiswa Rekomendasi Netizen: Buat Mahasiswa Biasa-biasa Saja Hingga yang Berprestasi

Salah satunya beasiswa Flip. Syaratnya sangat mudah, yaitu mahasiswa aktif D3/D4/S1, usia maksimal 25 tahun, dan IPK minimal 2,75). Pendaftaran sebelum 22 September 2024.

img_title
VIVA.co.id
20 September 2024