Melalui MSEAP Bersama Wujudkan Stabilitas Keamanan Erop-Asia
VIVA.co.id – Perkembangan integrasi kawasan selayaknya tidak mengarah pada kompetisi, namun menjadi peluang untuk lingkup integrasi yang lebih luas.
Hal tersebut dikemukakan pemimpin parlemen negara-negara di kawasan Eurasia yang menghadiri the First Meeting of the Speakers of the European Countries’ Parliament (MSEAP). Pertemuan ini merupakan inisiatif bersama antara the State Duma of the Russian Federation dan the Parliament of the Republic of Korea, berlangsung di Moscow, Rusia, Selasa 19-20 April 2016.
“Pertemuan ini membahas mengenai peningkatan kerja sama antara Asia dan Eropa terutama dalam bidang ekonomi, budaya, lingkungan dan kemitraan strategis, ujar Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Rofi Munawar dalam keterangan persnya dari Moskow, Rusia, Rabu, 20 April 2016.
Rofi menjelaskan, selain mendengarkan pandangan para Ketua dan Wakil Ketua Parlemen yang hadir, pertemuan juga membahas Final Statement yang memuat kebulatan tekad untuk meningkatkan kerjasama antar parlemen negara-negara di Eropa dan Asia. MSEAP diharapkan akan menjadi pertemuan tetap dan sarana efektif dialog tahunan yang menyatukan negara-negara di kawasan Eropa dan Asia dalam kerangka diplomasi parlemen.
Selain itu, melalui MSEAP parlemen dapat memberikan dukungan bagi inisiatif konektifitas antar negara-negara di kawasan Eurasia misalnya Silk Road Economic Belt, Siberian Trans Highway, dan Kazakhstan’s Silk Road Super Highway.
Dalam beberapa tahun terakhir, integrasi kawasan telah mengalami perkembangan pesat antara lain ditandai dengan Eurasian Economic Union (EEU) maupun ASEAN Economic Community (AEC) yang diluncurkan pada tahun 2015. Dalam hal ini MSEAP diharapkan dapat memfasilitasi kerja sama antar kawasan.
"Tentunya kerjasama Pan Eurasia yang dibentuk melalui MSEAP tidak mengarah pada kerjasama eksklusif transkontinental dan ambisi geopolitis tertentu, namun untuk melengkapi kerja sama multilateral yang telah terbangun selama ini," ujarnya.
Selain membahas perkembangan ekonomi, dalam pertemuan itu Ketua Parlemen Rusia Sergey Naryshkin dan Ketua Parlemen Korea Selatan Chung Ui Hwa yang memimpin pertemuan tersebut sempat menghentikan jalannya pertemuan dan mengajak delegasi yang hadir untuk melakukan moment of silence (mengheningkan cipta) bagi para korban ledakan bom di dekat Kedutaan AS di Afganistan.
Rofi Munawar, yang menjadi salah satu delegasi DPR RI menyampaikan rasa prihatin atas kejadian tersebut. Sangat disayangkan ledakan bom tersebut terjadi saat upaya bersama dalam menjaga stabilitas keamanan di kawasan Eurasia dan pemberantasan tindakan terorisme sedang menjadi salah satu fokus pembahasan.
"Teroris merupakan musuh kita bersama. Oleh karena itu, pemberantasannya membutuhkan upaya terpadu secara global, tidak hanya di kawasan Eurasia," disampaikan Rofi di sela-sela pertemuan.
Legislator dari Jawa Timur ini menegaskan, Kejahatan terorisme merupakan kejahatan yang serius. Segala tindakan yang bertujuan menimbulkan teror dan mengancam keselamatan atau bahkan mengakibatkan kehilangan merupakan kejahatan kemanusiaan yang tidak dapat dikaitkan dengan agama, kepercayaan, ras, maupun kebangsaan tertentu.
Sebagai informasi, sebuah serangan bom terjadi di Kabul, Afghanistan, Selasa (19/4/2016). Setidaknya 28 orang tewas dan 327 lainnya luka-luka akibat kejadian tersebut. Kelompok militan Taliban mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. (Web)