Terbebani Saham Teknologi, Bursa Wall Street Bervariasi
- REUTERS/Brendan McDermid
VIVA.co.id – Indeks saham utama Amerika Serikat ditutup bervariasi atau fluktuatif pada akhir perdagangan Selasa waktu New York.
Seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu, 20 April 2016, di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia, saham teknologi dan konsumen justru anjlok setelah merilis laporan keuangannya.
Saham Alphabet, Amazon.com, dan Apple masing-masing turun hingga 2,5 persen. Saham IBM juga anjlok 5,59 persen, karena membukukan penurunan pendapatan.
Penurunan saham sektor teknologi menyeret indeks saham teknologi ke wilayah negatif.
Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Mei ditutup naik US$1,3 atau 3,27 persen ke level US$41,08 per barel, setelah empat hari berturut-turut merugi.
Penjualan rumah baru pada Maret diperkirakan turun 8,8 persen menjadi 1,09 juta unit secara tahunan. Jumlah itu menjadi yang terendah sejak Oktober 2015.
Departemen Perdagangan AS menyatakan izin mendirikan bangunan pada bulan lalu turun 7,7 persen.
The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar diperdagangkan tetap stabil di atas 13.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 49,44 poin (0,27 persen) ke level 18.053,6, dengan saham Goldman Sachs yang memimpin penguatan indeks.
Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 6,46 poin (0,31 persen) ke level 2.100,8. Adapun indeks Nasdaq melemah 19,69 poin (0,4 persen) ke level 4.940,33.
Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir mencapai 885 juta unit saham dengan volume komposit mendekati 3,8 miliar unit saham.
Sementara itu, nilai tukar mata uang dolar melemah terhadap mata uang mitra dagang utama AS. Imbal hasil (yield) treasury 10 tahun yang digunakan untuk menentukan suku bunga kredit pemilikan rumah dan kredit konsumsi naik menjadi 1,79 persen.