Pemerintah Tak Punya Jalan Lain Hidupkan Ekonomi Nasional
VIVA.co.id – Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh 3,7 persen (yoy) menjadi USD311,5 miliar pada Februari 2016. Jika dirupiahkan, dengan asumsi 1 dollar = Rp13.000, angka itu mencapai sekitar Rp4.000 triliun. Nilai itu sama dengan dua kali lipat dari APBN.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan mengatakan ULN yang nominalnya mencapai dua kali lipat APBN adalah bukti pemerintah sudah tidak punya jalan lain menghidupkan perekonomian nasional selain berhutang.
"Berharap tumbuhnya pembiayaan infrastruktur namun tidak dibarengi dengan kebijakan meningkatkan daya beli. Rasanya patut kita pertanyakan komitmen politik pemerintah. Miris," ujarnya, di Jakarta, Selasa 19 April 2016.
Ia menambahkan, posisi ULN itu didominasi oleh utang berjangka panjang sebesar 87,7 persen. Utang berjangka panjang itu tumbuh 5,8 persen tahun ke tahun. Selanjutnya, proporsi utang swasta di atas 50 persen dari total utang. Posisi seperti itu sangat berisiko terhadap perekonomian nasional.
"Saat kinerja ekspor masih kendur, besaran ULN itu akan terus menggerus penerimaan ekspor. Lebih dari setengah penerimaan ekspor akan habis bayar utang," ujar Politisi Gerindra ini.
Lebih jauh lagi dari itu semua, kita benar-benar sedih. Ketika kedaulatan finansial juga sudah tidak bisa diselamatkan, karena belum dianggap aman dan menguntungkan.
“Kita makin terjepit pelan-pelan. Sulit bernapas. Sesak dan kita yakin betul, itu pasti akan mengganggu prestasi makro ekonomi. Terakhir, saya ingin bilang ke generasi muda, tidak ada waktu berbahagia lagi. Karena kalianlah yang akan mewarisi utang-utang itu," katanya. (web)