Teknologi Navigasi Pesawat ala BPPT Dijual Rp10 Miliar
- Reuters
VIVA.co.id – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Teknologi Elektronika (PTE) telah berhasil membuat teknologi navigasi pemantauan di bandara, ADS-B. Direktur PTE, Yudi Purwantoro menyebut, teknologi ADS-B ini telah dipasang di Bandara Semarang sejak 2012 dan di Bandung pada 2014.
“Teknologi ini mampu memantau pergerakan pesawat dan kendaraan bergerak lainnya di bandara, baik ketika pesawat sedang melakukan approach pendaratan, ketika sudah mendarat, maupun ketika bergerak di sekitar terminal,” ujar Yudi saat pemaparan di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa 19 April 2016.
Yudi menuturkan, ADS-B besutan BPPT ini bisa memantau keberadaan pesawat dari jarak 150 nautical mile atau setara dengan 270 kilometer.
“Lebih bisa, tapi tergantung cuaca ya,” katanya.
Selain jarak, Yudi menyebut, program di pemantau darat lebih cepat membaca kondisi di udara. Tidak seperti navigasi pada umumnya yang masih terkendala lamanya pembacaan informasi di program pemantau darat.
Lalu, kata Yudi, kelebihan lainnya adalah harga yang terjangkau dan komponen dalam negeri yang cukup besar digunakan. Baru-baru ini, pelabuhan udara membeli ADS-B dari Prancis dengan harga Rp30 sampai Rp50 miliar.
“(ADS-B) kita harga jualnya itu Rp5 sampai Rp10 miliar,” ungkap Yudi.
Diketahui, inovasi tersebut telah mencapai desain purwarupa dan akan uji fungsi di lapangan dan laboratorium sebagai bagian dari proses sertifikasi. Yudi berharap teknologi tersebut siap diaplikasikan setelah sertifikasi, lalu ada industri nasional yang mau melakukan komersialisasi.
“Semoga didukung pemangku kebijakan terkait, khususnya dalam hal regulasi. Selain itu juga ada industri nasional yang siap melakukan komersialisasi,” ujar dia.
Yudi mengungkap, dari pengalaman yang dirasa oleh bandara Semarang dan Bandung yang menggunakan ADS-B BPPT ternyata cukup berfungsi. Bahkan bandara Semarang, yang seharusnya alat tersebut sudah tidak dipasang lagi, tetap meminta agar ADS-B tetap terpasang.
“Kemudian (untuk memenuhi kebutuhan Bandara Semarang) perizinan diurus kembali,” kata Yudi.