Kerja Sama Ini Dibidik Pengusaha RI Saat di Berlin
- Dokumentasi Kadin
VIVA.co.id – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menargetkan terealisasinya sejumlah penandatanganan nota kesepahaman antara perusahaan-perusaahaan Eropa dan Indonesia, bersamaan dengan kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Eropa pada 17-22 April 2016.Â
Dalam kunjungan tersebut, Presiden melakukan kunjungan keempat negara yakni Jerman, Inggris, Belgia, dan Belanda bersama rombongan para pelaku usaha yang tergabung dalam Kadin yang dipimpin oleh Ketua Umum Rosan Perkasa Roeslani.Â
Rosan mengatakan, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang akan dilakukan di hadapan Presiden ini merupakan langkah nyata dalam meningkatkan ekonomi Indonesia. Dan terus berupaya meningkatkan kerja sama dengan investor asing.
"Ini merupakan kontribusi riil bagi perkembangan perekonomian nasional", ujar Rosan dalam keterangannya, Senin 18 April 2016.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani menjelaskan, dalam kunjungan ini, Kadin mengajak sejumlah delegasi bisnis dari berbagai sektor, baik energi, industri, agrobisnis, telekomunikasi, maritim, dan berbagai sektor lainnya.Â
Dengan harapan, dapat bertemu pengusaha-pengusaha lokal di negara yang dikunjungi, dan melakukan kerja sama bisnis.Â
"Ini merupakan ajang yang sangat penting dalam memperbesar ataupun membuka potensi investasi baru di Indonesia, sekaligus mempercepat tercapainya kerja sama dagang di bawah kerangka CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) dengan Uni Eropa, yang ditargetkan rampung dalam dua tahun ke depan," ujar Shinta.
Berdasarkan data Kadin pada hari pertama kunjungan di Berlin-Jerman, ditargetkan akan ada penandatanganan nota kesepahaman Business to Business antara pelaku usaha Indonesia dan Jerman dengan total nilai investasi US$875 juta.Â
Dari nilai tersebut US$800 juta merupakan penandatanganan nota kesepahaman antara Ferrostaal Cronimet dan Antam, US$40 juta, kerja sama antara Myer Werft-Pelni. Kemudian, April dan Inava sebesar US$35 juta.